Raisa Sekolah di Nara Mulia

 


"Mama aku sudah punya rencana"!

"Apa?"

"Ini kan aku habis pipis ,wudhu,sholat, habis ini chores pagi terus mandi, habis mandi aku mau makan, terus setengah tujuh berangkat sekolah (padahal masuk sekolahnya jam 07.30).

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah kembali setelah libur tengah semester. Antusiasmenya masuk sekolah masih sama dengan 6 bulan lalu saat ia untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di sekolah. Malam sebelumnya Raisa sudah meminta kepada seluruh keluarga, Ayah, Mama, dan dua adiknya untuk mengantarkannya ke sekolah. 

"Aku mau besok semua antar aku ya, Mama juga ya!"

Rutinitas baru Ayah dan tiga putri kesayangannya

Seluruh perlengkapan sekolah dia siapkan sendiri. Bahkan dia sudah menyiapkan pakaian apa yang akan dia pakai saat pertama masuk sekolah.

Akhirnya hari itu pun tiba. Seluruh keluarga mengantarkannya ke sekolah. Hari penting Raisa. Hari yang telah dinantikannya sejak setahun yang lalu. Ya, sejak setahun yang lalu dia telah memutuskan untuk sekolah di luar saja. Selama ini dia bersekolah atau belajar bersama Mama, Ayah dan Mamata di rumah. Keputusan yang tidak mudah buat Mama, tapi bagaimana pun kami harus menghormati dan menghargai pilihannya. Satu yang kami pinta sebagai orangtua, bahwa kami lah yang tetap menentukan di mana dia akan bersekolah. Pilihan kami tetap sama dengan satu tahun yang lalu , yaitu di Nara Mulia.

Kembali ke hari pertama masuk sekolah.

Setelah sampai di sekolah, ia meminta saya menemani nya sampai ke kelas. Saya ingat hari itu sangat cerah se cerah hati Raisa. Pemandangan pertama yang saya lihat saat masuk area sekolah adalah sekelompok anak laki-laki yang bergotong royong mengangkat mainan panjat besi ke dalam area sekolah. Entah kenapa hati saya hangat sekali melihat itu. Senang saja melihat pemandangan itu, anak-anak yang bermain bersama, menanggung beban bersama dengan penuh keceriaan. 

Sekolah ini adalah sekolah baru, dan muridnya juga masih belum banyak. Tetapi justru dengan itu saya melihat persatuan mereka cukup kuat. Kebersamaan mereka begitu erat. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Satu sama lain saling membantu dan melindungi. Feeling saya mengatakan bahwa sekolah ini akan bagus sekali untuk perkembangan jiwa Raisa, terutama untuk memupuk empati dan menjalin persahabatan yang sehat. Tidak ada bully antar anak atau antar geng karena semua satu kesatuan. Dan di kemudian hari feeling saya terbukti benar, saat mendengar cerita-cerita Raisa tentang teman-temannya dan persahabatannya dengan mereka.

Bersama Bu Guru dan teman sekelasnya

Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang penuh cerita tentang sekolahnya, kegiatan belajarnya, kegiatan mainnya, gurunya dan teman-temannya. Tidak ada yang tidak menarik dari ceritanya. 

"Mama, rumput di sekolahku hijau dan bersih, aku suka berguling-guling diatasnya Ma, kayak Laura (tokoh dalam buku Little House) gitu.

"Mama, pemandangan dari kelas tiga bagus Ma, bisa langsung lihat gunung, kadang aku juga lihat burung yang main di rumput, seru banget!"

"Mama, tadi ada ulat, kata Bu Lely itu ulat jengkal, kami tadi lihat gimana dia berjalan!"

"Mama, tadi aku sama teman-teman sama Pak Haki mencari ciplukan Ma, tadi nemu ciplukan tapi bukan kayak ciplukan yang biasanya kita makan!"

"Mama, tadi aku dibagi bekalnya Haidar, dia bawa banyak jadi dibagi, temanku suka gitu Mama, berbagi bekalnya, besok aku mau bawa bekalya yang banyak ya Ma, nanti dibagi sama teman-teman. 

"Mama, tadi Haidar godain aku, terus aku nangis, trus aku dibelain Mas Aksa, kata Mas Aksa besok kalau aku digodain lagi mending aku pergi aja dulu!".

"Mama, hari ini kami menanam cabe, terong, besok kalau sudah panen kami akan memasak bersama!".

Menanam cabe dan terong

"Mama, disekolah aku juga suka baca, sama Bu Lelly dikasih waktu sambil nunggu teman-temanku ngerjain tugasnya.

Membaca buku di sekolah


Membaca sambil sandaran di bahu Bu Guru (sedekat itu mereka ya)


"Mama , aku suka baca kisah Nabi Muhammad, soalnya Mas Aksa sering cerita tentang nabi Muhammad jadi aku penasaran!".

"Mama, besok aku bawa baju ganti ya, kalau malam ini hujan berarti kami bisa renang di sawah soalnya sawahnya banjir dan banyak airnya!".

Ciblon di sawah yang banjir

"Horee...Mama aku seneng banget, besok aku UAS (wkkk...bahkan UAS pun ia sambut dengan gegap gempita karena memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari UAS).

Pertama kali ambil raport (serombongan ikut semua, wkkk)

Jika sekolah masih sama artinya dengan asal katanya yaitu Skhole, scola, scolae atau skhola dari bahasa latin yang artinya waktu luang atau waktu senggang dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan pada waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati  masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf, dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang yang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan dunianya sendiri melalui berbagai pelajaran tersebut. (Wikipedia)

Maka, Nara mulia bisa disebut sebagai scola atau sekolah yang sesungguhnya.Kesimpulan ini saya dapatkan dari cerita-cerita Raisa. Di sekolah anak-anak diperlakukan sesuai dengan kemampuan dirinya. Dalam hal membaca misalnya, Raisa yang kebetulan sudah bisa membaca sebelum masuk sekolah, maka di sekolah dia tidak lagi diajari membaca namun diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan membacanya dengan membaca lantang di depan guru dan teman-temannya. Sedangkan ada temannya yang belum bisa membaca sama sekali, maka guru mengajarinya membaca dari awal. Hal ini juga berlaku untuk pelajaran yang lain. Tentang Moral ( budi pekerti), Raisa bercerita bahwa setiap kali dia atau temannya melakukan kesalahan, maka bu guru akan mengingatkannya dengan sabar dan menunjukkan bagaimana cara yang benar. Pun laporan perkembangan budi pekerti ini juga masuk dalam raport sehingga kami selaku orangtua tahu, apa yang masih kurang dan perlu dibenahi dari budi pekerti anak.

Jika belajar adalah untuk menumbuhkan jiwa, maka ruang kelas yang terbuka dan menyatu dengan alam, memungkinkan anak-anak dapat melihat dan merasakan perubahan dan keajaiban alam setiap waktu. Awan yang berganti rupa setiap saat, burung-burung yang bebas beterbangan,semut yang bergotong royong mencari makan, ulat yang merayap di sela-sela rumput hijau, gunung yang kadang-kadang berwarna biru, kadang hitam kadang abu-abu, pohon tebu yang tumbuh dari batang kecil lalu membesar dan menjulang tinggi, cuaca yang kadang menyengat kulit dan kadang sejuk membelai kulit. Semua perubahan ini mereka lihat dan rasakan langsung. Wujud dari kekuasaan dan kebesaran Allah. Bukankah dengan melihat dan mengingat kebesaran Allah akan selalu menumbuhkan jiwa kita?

Jika belajar adalah untuk menumbuhkan otak, maka bukan ilmu pengetahuan saja yang dibutuhkan. Tetapi terutama adalah oksigen, makanan utama otak. Ruang terbuka di Nara Mulia memungkinkan oksigen berlimpah untuk anak-anak, mereka tidak perlu berebut oksigen dengan anak-anak lain di ruang kelas yang sempit.

Jika belajar adalah untuk menguatkan otot tubuh, maka bukan makanan bergizi saja yang dibutuhkan, tetapi juga kesempatan untuk bergerak bebas dan mendapat asupan sinar matahari yang cukup. Tanah yang masih sangat lapang di Nara Mulia memungkinkan anak-anak mendapatkan itu semua. Mereka bebas berlari kesana kemari tanpa takut bertabrakan satu sama lain. Mereka bebas mendapatkan asupan sinar matahari sebanyak yang mereka butuhkan.

Sekolah adalah tempat di mana anak-anak dapat mengekspresikan dirinya, menumbuhkan jiwanya,. nuraninya sekaligus akalnya. Tempat di mana mereka bebas menjadi dirinya sendiri namun tetap menghargai diri-diri yang lain. Menghabiskan waktu senggang mereka untuk bermain dan belajar. Bukankah memang itu tugas anak-anak?

Sekolah adalah partner orangtua dalam mendidik anak. Bukan tempat pelarian untuk melepaskan tanggung jawab utama orangtua dalam mendidik anak.Orangtua bersama guru bekerja bersama-sama menumbuhkan anak-anak yang sehat lahir dan batin.

Perjalanan kami masih sangat panjang bersama Nara mulia, ini baru tahun pertama, masih ada 5 tahun selanjutnya. Semoga kami menjadi partner yang saling mendukung satu sama lain demi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi anak-anak. Menjadikan kami bertumbuh satu sama lain. Aamiin


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer