Peace, Jangan Marah-marah Ya Ma!



Kenapa marah-marah sama anak Ma?

Anak makan sambil berjalan-jalan...

Anak makan sambil bermain...

Anak nggak bersemangat makan...

Anak tidur nggak bersegera memejamkan mata malah melamun atau mainan...

Anak bermain dari luar nggak pakai sandal, masuk rumah nggak cuci kaki...

Anak minta makan atau minum susu tidak pada waktunya (sudah ditawari sebelumnya di jam makan tapi nggak mau)...

Anak tidak bersegera merapikan mainan malah mainan lagi...

Anak habis mandi nggak langsung pakai baju malah mainan...

Anak habis makan, tangan kotor di lap di baju...

Anak mainan nyrempet-nyrempet bahaya...

Mama sebenarnya lagi marah sama ayah...

Mama sebenarnya lagi ngantuk...

Mama sebenarnya lagi capek...

Mama sebenarnya lagi lapar...

Mama sebenarnya lagi pingin sendiri...

Mama lagi pegang HP dan tenggelam bersamanya... 

Terus alasan Mama marah apa?

Ya biar anak tahu lah, bahwa apa yang dia lakukan itu nggak benar. 

Supaya dia tahu mana yang benar dan mana yang tidak.

Biar anak tahu juga kalau Mama sayang dia.

Biar anak tahu, kalau Mama khawatir sama dia.

Kenapa sambil marah Ma? 

Spontanitas aja gitu teriak di lanjutkan ngomel-ngomel.

Setelah itu gimana Ma? 

Nyesel sih, kenapa harus sambil teriak dan ngomel ya. Padahal kesalahannya sepele dan anak bisa diberitahu baik-baik.

Lagian salah Mama juga sebenarnya. Kalau dipikir-pikir, penyebab Mama marah sama anak ya karena Mama belum melatihkan kebiasaan baik kepada anak secara konsisten.

Ingat kan, kebiasaan itu tidak bim salabim terjadinya. Butuh waktu dan usaha yang konsisten, komitmen yang kuat untuk mewujudkannya. Di ulang terus menerus. Diingatkan lagi, dan lagi. Sampai sebuah tindakan otomatis kita lakukan tanpa berpikir.

Misal nih, anak masih suka ngelap tangan kotornya ke baju. Ya udah temani saja anak pas makan. Sediakan lap disampingnya. Ingatkan dia saat mulai melap tangannya ke baju. Minta dia cuci tangan setelah makan supaya tangannya bersih.

Dan ingat Ma, setelah beberapa latihan tidak akan menjadikan anak otomatis punya kebiasaan ini. Mungkin butuh berpuluh kali diingatkan. Kadang mereka ada lupanya juga. Wajar kan, namanya juga manusia... 

Yang penting terus dilatihkan secara konsisten, tanpa marah-marah.

Mudah? Nggak sih. Mama aja juga butuh latihan untuk tidak spontan marah saat lihat sesuatu yang kurang benar dilakukan anak-anak. Latihan untuk tenang. Supaya, bisa berpikir jernih mengambil tindakan yang benar kepada anak.

Tuh... Mama sendiri juga butuh habit training kan?

Dan, ingat selalu ini ya Mah!

Apapun niatan  Mama marah. 

Entah untuk memberitahu anak hal yang benar. 

Entah untuk menunjukkan rasa sayang pada anak. 

Entah agar anak tidak celaka.

Judulnya tetap sama, yaitu MARAH.  Yang diterjemahkan oleh anak adalah Mama MARAH.

Akibatnya...
Menyebabkan rasa sakit, kecemasan, dan kemarahan anak.


Jika hal itu terjadi, maka otak anak akan mengeluarkan hormon kortisol. Hormon stres. Yang akan mengaktivasi batang otak atau otak reptil. Dalam jangka panjang, akan berpengaruh pada perilakunya. 

Menjadikan anak berperilaku negatif.
Anak menjadi semakin sulit di atur, suka berbohong, cenderung agresif. Atau malah menjadi anak yang kurang percaya diri, minderan, kurang inisiatif dan penakut.

Hmmm.... Efeknya cukup berat ya Ma!

Mau anaknya seperti itu Ma?
Ya enggaklah...

Jadi, ayo berubah. Latihan lagi.. Dan lagi untuk nggak marah-marah sama anak. Ada cara yang lebih baik untuk membuat anak berperilaku positif tanpa marah-marah.

Gimana caranya?

Ya belajar lah Ma... Belajar terus dan jangan lupa dipraktekkan. Cari cara yang paling efektif dan pas untuk Mama!

Jangan lupa berdoa terus sama Allah, agar diberi kemudahan dan kelancaran membersamai anak-anak.
Semangat Ma!!!
Kudus, 04 Oktober 2019

Komentar

Postingan Populer