Oh TV, Aku Masih Butuh Bantuanmu!

Mombisius mungkin tepat disematkan kepada saya. Tapi itu dulu. Saya termasuk ibu yang ambisius harus sempurna dalam membersamai anak anak.

Nyatanya, seiring waktu saya merasa kewalahan karena juga harus menyelesaikan tugas domestik yang tak kalah penting. Memasak makanan sehat untuk keluarga. Membersihkan rumah demi kenyamanan bersama. Dan, seabreg kerjaan lain yang rasanya nggak selesai-selesai.

Saat seperti ini kadang saya merasa stres dan merasa nggak mampu. Di satu sisi ingin menemani anak-anak.

Di sisi lain, saya juga ingin menyelesaikan pekerjaan domestik yang tidak bisa terselesaikan semua saat mereka masih tidur. Karena, saat mereka tidur saya juga tidur. Mama juga butuh istirahat yang cukup agar tetap sehat dan kuat, wkkk.

Nah, saya punya teman yang bisa membantu untuk mengatasi masalah di atas yaitu televisi dan gadget.


Televisi dan gadget membantu mengalihkan perhatian anak-anak saat saya harus bebersih rumah. Saya tipe orang yang tidak suka diganggu saat membersihkan rumah. Inginnya bersegera dan lekas selesai.

Tahu sih kalau itu kurang benar, tapi gimana lagi, wkkk... (Mama lagi cari alesan). 

Tahu sih, kalau harusnya anak-anak dilibatkan supaya mereka juga belajar. Tetapi terkadang kondisi tidak mendukung. Saat badan lelah, sementara rumah berantakan, inginnya segera selesai bebersih biar bisa cepet istirahat juga.

Daripada saya marah-marah karena sudah capek, rumah tambah berantakan. Mending saya lakukan sendiri sementara anak-anak bisa melakukan hal yang lain. (weits.. Alesan yang lain).

Televisi dan gadget bisa menjadi teman pengganti bagi mereka. Saat saya tidak bisa menemani anak-anak. Sementara tidak ada orang lain di rumah. Setidaknya selama 10 menit, 20 menit sampai 30 menit, mereka akan tenang dan rumah pun tetep bersih dan rapi setelah disapu dan dipel.

Saya juga ingin menikmati rumah bersih dan rapi walau sebentar. Memandangnya, menikmatinya dan merasakan kepuasannya. Ada rasa lega yang tak terkira. Meskipun dalam hitungan menit, rumah akan kembali berantakan, wkkk...

Terkadang saya mengajak seluruh keluarga jalan-jalan atau keluar rumah kemana aja setelah saya bebersih rumah. Hanya sekedar untuk mempertahankan kebersihan dan kerapian sejenak saja.

Menikmatinya saat pulang, rumah masih bersih dan rapi. Perasaan puas ini membantu saya tetap merasa berharga sebagai seorang ibu yang bisa mengurus rumah. (receh banget kan?)

Televisi atau gadget juga membantu saya untuk punya sedikit "me time". Saat mereka asyik nonton TV, saya pun juga asyik dengan gadget. Menikmati dunia maya. Atau, melakukan hal yang saya suka. Seperti waktu tenang untuk membaca dan menulis. 

Meskipun sebenarnya juga nggak benar-benar tenang sih. Wong dalam hati juga nggak tenang, ada rasa bersalah atau apalah namanya. Tapi ya... Jujur saya butuh waktu "me time" agar tetap waras (wkkk... Alesan Mama lagi)

Namun, lama-lama saya merasa ada yang salah dengan kondisi ini, saat sulung saya berkata,

"Ma ... Mama ngepel dulu aja, aku bolehin nonton TV ya!"
"Emang ini jamnya nonton TV?"
"Ya kan Mama ngepel, aku sama adik sendirian jadi boleh nonton TV kan?" 

Hmm... Big R bicara seperti itu sebenarnya salah saya juga. Saya sering bilang, 

"Ca sama adik duduk dulu di tikar ya sambil nonton TV, mau mau ngepel dulu. Nggak boleh jalan kemana-mana, ok!"

Suatu hari Big R juga berkata, 
"Ma aku mau ke rumah Mbak A dulu ya ... mau main!" 

Kejadian ini berlangsung beberapa kali. Dan saat main dia lama tidak pulang-pulang. EhE  ternyata setelah Mama intip, dia lagi nonton TV di sana. Rupanya dia sudah tahu jadwalnya tetangga menyalakan TV.

Dua kejadian di atas, membuat diri saya sedikit tersadar bahwa apa yang saya lakukan selama ini salah.

Kerusakan besar dimulai dari kesalahan kecil tapi berulang. Dan itu yang selama ini saya lakukan. Kesalahan-kesalahan kecil tapi terus diulang.

Dan, sedikit demi sedikit saya mulai memperbaiki diri. Meskipun tidak secara drastis dengan menghilangkan TV di rumah. Karena, tidak dapat dipungkiri saat ini saya masih membutuhkan TV. Baik sebagai hiburan dengan menonton acara tertentu atau sebagai pengalih perhatian anak-anak untuk sementara waktu.

Namun, kami menggunakannya dengan lebih bijaksana, dengan beberapa cara diantaranya:

Pertama, melibatkan mereka dalam setiap kegiatan yang saya lakukan. 

Jika saya masak maka mereka juga di dapur membantu mengupas bawang atau menumbuk bumbu.

Dan, jika saya merasa keberatan mereka terlibat dalam pekerjaan rumah, karena akan semakin menambah pekerjaan sementara badan sudah lelah. Maka pekerjaan itu saya tunda sampai mereka ada temannya. Yaitu, dengan menunggu Ayah pulang atau saat mereka bermain di luar rumah bersama teman-temannya.

Kedua, menerapkan screen time. 

Bolehlah nonton TV tapi ada waktunya. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku. Yaitu, hanya boleh setelah bangun tidur siang atau malam setelah mengaji. 

Acara yang ditonton pun hanya boleh acara anak - anak, tidak termasuk sinetron anak-anak.

Aturan ini kami tetapkan secara ketat. Kalau sudah nonton TV berarti tidak boleh nonton gadget, begitu pun sebaliknya. Harus pilih salah satu TV atau gadget.

Ketiga, tidak mengijinkan anak-anak bermain di rumah tetangga di jam tetangga menyalakan TV. 

Sebenarnya ini agar anak tidak terlalu lama terpapar TV. Percuma dong kalau dirumah dibatasi. Tapi dia bisa bebas nonton TV di rumah tetangga.

Keempat. Sebisa mungkin Mama "me time" di jam anak-anak tidur. 

Terutama untuk membaca dan menulis karena ini butuh kondisi tenang dan konsentrasi. Jadi, saat anak-anak dalam kondisi bangun, Mama bisa sepenuh hati menemani mereka.

Saya sadar TV harusnya dienyahkan dari rumah, karena lebih banyak pengaruh buruk daripada pengaruh baiknya. Namun, saat ini saya masih mempertahankannya karena kami masih butuh bantuan TV. Setahap demi setahap saya kurangi penggunaannya.

Semoga suatu saat bisa benar-benar dihilangkan. Usaha saya memang tidak selalu mulus. Terkadang berhasil, seringkali juga gagal. Selama masih ada keinginan dan usaha untuk memperbaiki diri, insyaallah selalu ada jalan. Sedikit demi sedikit.

Saya bukan ibu yang sempurna. Tapi saya ibu yang terus berusaha memperbaiki diri setiap waktu. Semoga Allah selalu membimbing saya menjadi ibu yang baik untuk anak-anak. Aamiin
Kudus, 16 Mei 2019


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer