Mengatasi Kesedihan Ala Raisa


Seseorang yang menguasai dirinya dapat mengatasi kesedihannya semudah ia menciptakan kegembiraan - Oscar Wilde

Big R mengungkapkan keinginannya untuk berenang bersama teman baru yang juga tetangga baru kami. 

"Mama besok aku mau renang sama K ya?" 
"Besok nggak bisa Kak, Ayah nggak bisa antar!" 

Keinginannya tak terwujud karena  ayah tak bisa mengantar. 
Sepulang dari bermain ke rumah K, 

"Ya sudah Ma, kalau besok nggak bisa, besok hari minggu ya, K biasanya renang hari minggu Ma!" 

Lalu dia bermain lagi ke rumah K. Beberapa saat kemudian, setelah dia dari rumah K. 

"Ma, ternyata K nggak bisa hari minggu soalnya ayahnya mau lembur. Besok hari sabtu aja gimana?", tanya Big R
"Kita diskusikan dulu sama Ayah ya Mbak Ca!", jawab Mama. 

Setelah berdiskusi dengan Ayah, ternyata beliau bisa mengantar kami renang hari kamis, yaitu esok hari. Hari Sabtu, Ayah tidak bisa mengantar karena hari Sabtu adalah hari sibuk Ayah. 

Pada hari kamis.... 
"Mama, hari ini jadi renang kan Ma?" 
"Iya jadi, insyaallah. Tapi ada syaratnya yaitu harus tidur siang dulu!" 
"Ya Mama!" 

Saat tidur siang, ternyata Big R tidak tidur. Dia berpura-pura memejamkan matanya. Ayah yang menemaninya tidur tahu kalau Big R hanya berpura-pura tidur. Ayah kecewa. Renang pun tidak jadi, karena Big R tidak memenuhi syaratnya yaitu tidur siang. Big R terlihat sangat kecewa.

Pada malam harinya... 

"Mama, hari ini kan nggak jadi renang. Besok aja ya Ma renangnya!
"Besok nggak bisa Kak, hari Jumat Ayah Jumatan, nanti kita terburu-buru renangnya!" 
"Aku tuh dah lama nggak renang, baju renangnya udah lama nggak dipakai", kata Big R
"Hari Minggu aja ya Ma!" 
"Kalau Minggu pagi nggak bisa Kak, Ayah ada acara. Insyaallah sore ya setelah tidur siang!" 
"Ya udah sore aja ya Ma, nanti aku bilang sama K!" 
"Insyaallah, syaratnya masih sama ya, harus tidur siang!" 
"Siap Mama!" 

Minggu pagi kami ada acara halal bi halal teman-teman Ayah. Minggu sore, kami bangun pukul setengah empat. 

"Mama ayo Ma, kita berangkat renang sekarang!" 
"Nggak bisa kak, soalnya ini sudah terlalu sore. Mama belum sholat, belum siap-siap. Nanti sampai sana kita hanya bisa berenang sebentar, terus tempatnya ditutup!". 
"Nggak apa-apa Mama, nanti aku main airnya lima menit aja nggak apa-apa kok!" 
"Maaf ya kak, nggak hari ini, ini sudah terlalu sore".
"Mama, please Ma!", pintanya sambil mulai terisak.
"Ya sudah, R lihat dulu Ayah sudah berangkat kerja apa belum? Dilihat motornya ada apa nggak!" 

Lalu dia berlari keluar melihat motor Ayahnya di garasi. 

"Ayah sudah berangkat Ma, motornya nggak ada!" 
"Ya sudah, berarti nggak bisa renang kan, nggak ada yang antar". 
"Iya Mama!" 
Terlihat raut kekecewaan di wajahnya. 

Lalu Big R pergi ke rumah K. Sepulangnya dari rumah K, dia berkata:
"Mama ... Nggak apa-apa nggak jadi renang hari ini Ma, K juga belum bangun!" 

Tak berapa lama kemudian... 

"Mama... Aku boleh pakai baju renang ku terus aku mainan air di depan?
"Iya boleh!" 

Big R berganti baju renang, lalu berlari ke luar rumah. Menyalakan kran air dan memyemprotkannya ke atas. Layaknya bermain hujan-hujanan. Sendirian. Lil R dan K masih tidur. 

Dari dalam rumah saya melihatnya dengan perasaan campur aduk. Sedih, karena tidak mampu memenuhi keinginannya. Senang, karena ternyata dia mampu mengatasi kesedihan dan kekecewaannya. Bangga, karena dia memiliki ide yang briliant untuk mengganti keinginannya berenang. 

Tidak berapa lama kemudian, E dan K tetangga sebelah rumah akhirnya bergabung dan main bersama. Saya ambilkan ember air agak besar untuk  mereka berendam. Tetangga sebelah rumah juga mengeluarkan embernya. 

Mereka berempat bermain dengan gembira. 
"Mama, ini sudah kayak renang di kolam renang kan Ma!", teriak Big R dengan gembira. 

Malam harinya...
Saya bertanya kepada Big R.
"Tadi gimana perasaanmu nggak jadi renang?"
"Sedih sih Ma, tapi nggak apa-apa, tadi kan main air juga sudah kayak renang", Jawabnya sambil tersenyum.

Oalah Nduk, Ibumu ini masih harus belajar banyak darimu.
Kudus, 20 Juli 2019 

Komentar

Postingan Populer