EKSPERIMEN KUE


Dalam sebuah riset untuk menguak sifat manusia dan apa yang terjadi ketika mereka mendapatkan posisi yang berwenang. Beberapa orang di bagi menjadi beberapa kelompok. Masing - masing kelompok terdiri dari tiga orang.

Dua orang dalam kelompok ditugaskan membuat sebuah laporan. Sedangkan orang ketiga ditugaskan memeriksa laporan kedua temannya, benar atau salah. Dengan kata lain, orang ketiga berada pada posisi sebagai pihak yang berwenang.

Bagian utama dalam eksperimen ini adalah saat mereka membawakan sepiring kue kering sebagai kudapan untuk para peserta. Mereka memberi masing-masing kelompok empat potong kue, sementara hanya ada tiga orang dalam kelompok. Lalu siapa yang akan mengambil kue keempat?

Hasil eksperimen menunjukkan bahwa yang mengambil kue keempat selalu orang yang memiliki wewenang. Yaitu, orang ketiga yang bertugas memeriksa pekerjaan temannya. Mereka berpikir bahwa mereka layak mendapatkan kue tersebut. Mereka merasa layak mendapatkan lebih dari orang lain.

Selain itu, remahan kue orang ketiga juga berceceran di mana-mana. Mereka tidak memiliki etika yang baik saat makan. Karena, saat mereka berada pada posisi berwenang. Peraturan tidak berlaku bagi mereka.

Eksperimen ini menunjukkan bahwa saat berada pada posisi berwenang, kita cenderung merasa layak untuk mendapatkan lebih dari yang lain. Dan, peraturan hanya berlaku bagi yang lain, tidak bagi kita.

Membaca eksperimen ini, seringkali saya pun berperilaku yang sama. Sebagai ibu merasa lebih berwenang dibanding anak-anak. Maka, saya layak mendapatkan lebih dan peraturan yang berlaku tidak diperuntukkan bagi saya.


Anak-anak tidak boleh makan mie instan…
Mama boleh asal tidak ketahuan anak-anak.

Anak-anak tidak boleh nonton TV lebih dari satu jam…
Mama boleh  nonton TV berjam-jam setelah anak-anak tidur.

Anak-anak tidak boleh pegang HP…
Mama boleh pegang HP kapan pun.

Anak-anak tidak boleh berteriak saat marah…
Mama boleh berteriak saat marah.

Anak-anak harus berdoa dengan lantang…
Mama boleh berdoa di dalam hati.

Anak-anak harus menghabiskan makannya…
Mama boleh makannya sisa kalau sudah kenyang karena mama tidak boleh gendut.

Dan banyak lagi yang anak-anak tidak boleh dan Mama boleh.

Tidak adil bukan?

Tentu saja tidak, jika kita menyadari bahwa anak memiliki hak yang sama dengan kita, orangtuanya. Jika kita sadar bahwa anak adalah pribadi yang sama dengan kita. Mampu berpikir dan merasakan. Memiliki hasrat dan keinginan.

Kesadaran semacam ini harus dimiliki setiap orangtua. Sehingga kita mampu menghargai anak. Mendengarkan pendapatnya. Dan terutama berlatih menjadi orang yang lebih baik bersama anak. Belajar rendah hati menaati aturan yang telah dibuat. Tidak hanya bagi anak tapi juga untuk diri sendiri.

Semoga setiap usaha kita untuk menjadi ibu yang baik bagi anak-anak, dilancarkan dan dimudahkan oleh Allah. Aamiin.
Kudus, 16 Juli 2019








Komentar

Postingan Populer