MUDIK RASA PIKNIK

Hari raya Idul Fitri tahun 1440 H  ini, kami tetap mudik. Meskipun 3 bulan sebelumnya kami sudah pulang ke Banyuwangi untuk takziah. Mudik bagi kami bukan hanya sekedar perjalanan pulang kampung. Tapi, sekaligus menjadi perjalanan spiritual pengisi jiwa. Tujuan kami tidak hanya sekedar pulang sampai di kampung halaman dan bersilaturahim. Namun, juga menikmati setiap jengkal perjalanan untuk mengisi tangki rasa syukur kami kepada Allah. Menikmati setiap proses perjalanannya.

Perjalanan mudik ke Banyuwangi adalah perjalanan panjang. Jarak 554,86 KM yang biasa ditempuh 10-12 jam, bisa kami tempuh lebih dari 24 jam, kadang sampai 2 hari. Anak-anak menyebutnya "perjalanan jauh". Tahun ini, kami memulai perjalanan mudik di hari ke-3 lebaran. kami berangkat dari rumah kudus, pukul 09.00 wib. Karena dari rumah belum sarapan, kami mampir dulu di pusat kuliner pati. Ini pertama kalinya kami mampir kesini. Ternyata pesanan kami yaitu, soto, rujak cingur dan sayur asam sangat enak. Porsinya juga lumayan besar, sehingga rujak cingur pun tak termakant Akhirnya kami bungkus untuk makan siang. Kami membeli tambahan ayam tepung untuk lauk anak-anak. Setelah sarapan, kami lanjutkan perjalanan.

Pukul 11.30 kami berhenti lagi, di salah satu masjid di pati karena ayah harus sholat jumat. lalu perjalanan kami lanjutkan, sampai di rembang Mama minta berhenti di masjid pinggi pantai untuk sholat dhuhur. Masjid ini menjadi favorit kami untuk berhenti sejenak. Selain tempat dan kamar mandinya yang bersih, kami sekaligus bisa menikmati pemandangan pantai dari teras masjid.

Menikmati deburan ombak dari teras masjid
Perjalanan kami bisa sedikit dipersingkat, berkat tol gresik-probolinggo yang sudah jadi. kami sampai di probolinggo pukul 19.00 WIB. Meskupun badan sudah cukup lelah, namun karena hari belum terlalu malam, ayah memutuskan untuk meneruskan perjalanan sampai jember. Baru setelah itu mencari tempat penginapan. Penginapan pertama yang kami datangi full booked. Padahal sebelumnya kami telah memesan melalui traveloka. Sampai disana, kata petugasnya suruh cancel saja karena kamar sudah penuh. Akhirnya kami mencari hotel lain dan menemukan hotel safari yang berada di tengah kota. Masih ada kamar kosong dan tempatnya lumayan bersih. Akhirnya kami putuskan menginap disini. meskipun hotel bintang 2, namun kamarnya sangat bersih dan nyaman. Petugas-petugasnya pun sangat ramah. Anak-anak sangat menyukai hotel ini, karena kami kebetulan menginap di kamar yang ada bath up nya. Sehingga saat mandi pagi, mereka sampai mandi dua kali, sekaligus bermain air.

Memandang ikan setelah sarapan

Selfie di depan kamar

Di Jember, mama memiliki 3 paman. Seperti tahun-tahun sebelumnya kami silaturahim dulu ke rumah paman. Karena,  kami tidak akan melewati Jember saat pulang nanti. Berkah silaturahmi, mama mendapatkan ilmu baru tentang go food dari sepupu mama yang sekarang berbisnis makanan. Setelah selesai silaturahim kami lanjutkan perjalanan ke banyuwangi. Sayangnya saat melewati gunung gumitir anak-anak tertidur. Padahal Raisa sudah sangat menantikan melewati gunung ini. "Mama nanti kita lewat gunung yang ada suara binatang krik-krik itu Ma?",  tanya raisa sebelum perjalanan mudik kami mulai.

Gunung Gumitir

Kami sampai di Banyuwangi, pukul 16.00 WIB. Rencana mau langusng silaturahim ke rumah saudara selepas magrib. Namun, ternyata badan sudah cukup lelah. Ayah juga mulai batuk-batuk. Akhirnya kami putuskan untuk istrirahat setelah makan malam. Selama 2 hari di Banyuwangi,  kami keliling ke rumah saudara dan tetangga untuk berlebaran.

Hari rabu pagi, kami putuskan untuk kembali ke Kudus melewati jalur utara. Meskipun artinya kami harus menambah jarak tempuh 50 km. Namun, karena kami ingin menikmati wisata dan pemandangan jalur utara, akhirnya konsekuensi itu kami tempuh. 

Tempat wisata yang kami kunjungi pertamapkali adalah Grand New Watu Dodol. Pantainya yang bersih membuat kami jatuh hati sejak pertama kali kesini tiga tahun yang lalu. HAMPIR setiap tahun mudik kami mampir ke sini. Cukup membayar tiket Rp.5000 per orang, kami dapat menikmati indahnya pantai. Meskipun badan rasia agak panas, tapi dia tetap memaksa untuk main air dan berenang di pantai. Alhamdulillah setelah main air, panasnya justru turun.

Pantai watu dodol yang menawan
Puas bermain di Watu Dodol, kami lanjutkan perjalanan. Saat melewati  Taman Nasional Baluran Situbondo, kami melihat beberapa monyet yang berada di pinggir jalan. Mereka menunggu para pelitas jalan melemparkan makanan dari dalam kendaraan. Karena hari sudah agak siang, monyetnya tidak terlalu banyak jika dibanding saat pagi hari.

Sepanjang jalan Taman Nasional Baluran

Saat melewati Bendungan Bajul Mati, kami penasaran dan ingin mampir.  Akhirnya kami mampir ketempat ini. Cukup membayar tiket masuk sebesar Rp.25.000 kami bisa menikmati pemadangan yang sangat memanjakanm mata. Kami tidak menyangka Bendungan Bajul Mati seindah ini, padahal gerbang masuknya sangat biasa, dan tak mengundang selera untuk mampir.

Waduk Bajul Mati
Puas menikmati pemadangan di Bendungan Bajul Mati, kami lanjutkan perjalanan. Di sepanjang kabupaten Situbondo kita akan dimanjakan pemandangan gunung dan sawah di sebelah kiri. Dan, pemadangan pantai yang menawan di sebalah kanan. Tak lupa kami mampir ke pantai pasir putih untuk membeli oleho-oleh kaos dan menikmati sate ayam madura yang enak. Untuk bisa masuk ke area pasir putih kita harus membayar tiket masuk sebesar RP. 10.000 per orang dan parkir kendaraan Rp. 15.000.

Pemandangan di sepanjang jalan pantai utara
Lengkap sudah tempat wisata yang  ingin kami kunjungi dalam perjalanan kali ini. Tahun depan, insyaallah kami berencana mampir lagi ketempat wisata yang berbeda saat mudik. Perjalanan jauh memang selalu menyisakan rasa capek. Tapi sebanding dengan rasa bahagia yang kami dapatkan. Tangki rasa syukur kami  penuh. Sepanjang perjalanan kami melihat banyak hal yang menambah rasa cinta dan kekaguman kami atas alam ciptaan Allah SWT. Semoga Allah selalu melindungi kami, mengijinkan kami mengarungi perjalanan jauh selanjutnya. Aamin. 
Kudus, 16 Juni 2019

Komentar

  1. MasyaAllah banyak hikmah dalam "perjalanan jauh"nya ya Mbak. Salam kenal, Mia from Medan

    BalasHapus
  2. Terimakasih Mbak Mia. Slaam kenal

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer