Air Terjun Montel, Keindahan yang Layak Diperjuangkan

Hari Ahad, tanggal 17 februari 2019 lalu, ayah ada acara di rumah temannya di daerah Kajar, area Gunung Muria. Wah, kesempatan bagus ni Yah!, kita bisa sekalian jalan-jalan ke hutan alias bumi perkemahan. Namun, ayah punya ide yang lebih baik, yaitu mbolang ke Air Terjun Montel.

Kami berangkat lebih awal sebelum acara dimulai. Berempat, kami naik sepeda motor menyusuri jalanan yang menanjak. Air Terjun Montel terletak di kompleks pemakaman Sunan Muria. Sehingga saat masuk kami harus membayar tiket masuk kompleks pemakaman.

Tempat ini selalu ramai dengan para peziarah, terutama di hari libur. Sebenarnya untuk para wisatawan ada layanan ojek motor yang bisa mengantar kita ke kompleks pemakaman Sunan Muria yang berada di puncak gunung. Bisa juga mengantar kita ke area Air Terjun Montel.

Setelah memasuki pintu masuk komplek pemakaman, kami terus naik ke puncak gunung arah Air Terjun Montel. Jalanan yang menanjak membuat saya sedikit khawatir. Sepertinya sepeda motor kami tidak kuat naik. Benar saja, saat melewati tanjakan, motor kami mulai melambat. Tak kuat mengangkut beban kami berempat. Saya dan Rafifa segera turun dan berjalan kaki sampai ke tempat yang datar. Ayah memutuskan mengistirahatkan sepeda motor sebentar sebelum melanjutkan pejalanan. Setelah beristirahat, kami putuskan melanjutkan perjalanan. Ternyata jalanan semakin menanjak, dan motor matic kami tak sanggup melanjutkan perjalanan. Kami putuskan untuk putar balik dan menitipkan sepeda motor di tempat parkir. Sepanjang jalan menuju air terjun, penduduk sekitar membuka layanan penitipan sepeda motor. Papan penunjuk arah memberi informasi kepada kami, arah jalan pintas menuju lokasi air terjun. Jalan pintas tersebut, melewati tanah milik warga. Sehingga, ada restribusi jalan dengan membayar Rp1000,- per orang.


Kami dibuat takjub saat memasuki jalan setapak. Jalan yang melewati kebun warga ditanami jeruk bali dan bunga matahari. Jalan setapak yang hanya bisa dilewati satu orang  memaksa kami harus beberapa kali berhenti untuk bergantian dengan pengunjung lain yang berpapasan dengan kami. Sepanjang jalan kami menikmati pemandangan gunung dan jurang dengan pohon yang menghijau menyejukkan mata. Musik alami juga terdengar merdu, yaitu suara-suara serangga yang saling bersahutan. Tapi bagi Raisa suara suara serangga ini agak mengerikan dan membuatnya sedikit takut. Tapi lama kelamaan dia menikmatinya. Beberapa kali Raisa berhenti untuk bertanya suara binatang, pohon dan berapa jauh lagi kami sampai.

Perjalanan melewati jalan setapak

Setelah berjalan kurang lebih 5 menit sampailah kami di pos jaga. Di sini kami membayar tiket masuk seharga Rp7500,- untuk dewasa. Untuk anak anak seusia Raisa dan Rafifa gratis. Setelah melewati pos,  kami masih harus berjalan kembali kurang lebih 10 menit menuju air terjun. Jarak antara tempat parkir dan air terjun kurang lebih 1 KM. Raisa dan Rafifa mulai mengeluh capek, tapi mereka terlihat menikmati perjalanan ini. Bahkan saat melewati jalanan yang licin dan curam Raisa tidak mau dipegang. Dia bilang,

"Nggak apa-apa Mama, aku kan seperti bolang. Bolang kan juga gini kan Ma!"

Suara gemuruh air mulai terdengar. Membuat kami bersemangat untuk segera sampai ke air terjun. Menjelang area air terjun, kami memasuki pos pemeriksaan tiket masuk. Setelah pemeriksaan tiket selesai kami tak sabar segera menuju air terjun. Anak-anak terlihat takjub saat melihat air terjun untuk pertama kali. Air yang jatuh dari atas kurang lebih 50 meter. Ditambah airnya yang jernih membuat mereka tak sabar segera bermain air. Beberapa keluarga kecil kami temui di sana sedang asyik bermain air. Air yang jernih dan segar. Moment ini mengingatkan saya akan kenangan masa kecil saat bermain di kali.

Serunya Bermain Air

Hujan rintik-rintik mulai turun  menambah suasana semakin sejuk. Khawatir hujan semakin deras, saya minta mereka segera naik. Tapi mereka menolak. Mereka meminta waktu beberapa menit lagi untuk bermain air. Hujan semakin deras, kali ini saya sedikit memaksa mereka naik untuk segera pulang.

Dalam perjalanan pulang kami merasa kelaparan. Sejenak kami beristirahat di warung yang ada di sepanjang jalan. Menikmati kojek muria yang terkenal kenikmatannya. Di sepanjang perjalanan, Raisa bercerita tentang asyiknya bermain air di Air Terjun Montel.

"Besok-besok aku mau kesini lagi Mama!"

“Insya Allah sayang!”

Keseruan menikmati alam tidak hanya saat di Air Terjun Montel. Namun, di sepanjang perjalanan kami juga menikmati beraneka pepohonan dan bunga-bunga liar berwarna-warni. Betapa Allah Maha Besar menciptakan beraneka tumbuhan.

Beranek ragam tumbuhan ciptaan Allah

Keindahan Air Terjun Montel memang layak diperjuangkan. Rasa lelah dan capek naik turun gunung sepadan  dengan keindahan yang dia berikan. Ciptaan Allah yang Maha Kuasa.
Kudus, 27 Februari 2019

Komentar

Postingan Populer