Jelajah Kota Jepara

Jepara... 
Apa yang ada di benak anda saat mendengar kota Jepara? Kota ukir... Yess, betul jepara memang terkenal sebagai kota ukir. Pusatnya ukiran dan beragam kreasi perabot rumah tangga yang unik dan menarik ya di sini, Jepara. Tapi, kali ini saya tidak akan membahas tentang Jepara sebagai kota ukir.

Beberapa waktu lalu, tetangga dekat sebelah rumah mengajak kami jalan- jalan ke Jepara. Rencana sih mau makan-makan beragam menu ikan bersama sama. Karena ayah tidak bisa mengantar, maka kami berangkat bersama tetangga kami di pagi buta.

Alhamdulillah, banyak pengalaman baru yang kami peroleh saat berangkat ke Jepara pagi-pagi. Biasanya, kami kesana menjelang sore dengan satu tujuan yaitu pantai. Namun kali ini, kami dapat menikmati kota Jepara di pagi hari.

Di mulai dengan jalan-jalan ke pasar tradisional, mencari jajanan pasar tempo dulu plus nasi urap. Ada bahagia yang menyergap saat membeli nasi urap ini. Penjuanya adalah "mbah sepuh" yang ramah. Keramahan beliau membuat hati saya sangat bahagia, kerinduan pada orangtua serasa terobati.

Dan, saat kami tiba di rumah tetangga saya itu, ternyata usaha keluarganya adalah tempat pembuatan ikan asin. Waa ... Senang sekali, kesempatan belajar ini tidak mungkin kami lewatkan. Di sini kami belajar tentang proses pembuatan ikan asin. Dimulai dari perendaman ikan segar atau disebut juga di bacem. Ikan segar dimasukkan kedalam bak besar yang berisi air garam. Setelah dua hari ikan diangkat dari perendaman lalu dicuci dan di jemur sampai kering. Dan jadilah ikan asin yang selama ini kita nikmati. Teman makan nasi yang nikmatnya luar biasa.
Ikan segar yang direndam air garam
Setelah 2 hari, ikan di cuci 
Ikan lalu dijemur sampai kering
Petualangan kami pagi itu belum usai. Karena niatnya mau masak ikan panggang, jadi kami membeli ikan panggang langsung ke pembuatnya. Hari masih pagi, jadi kami beruntung dapat menyaksikan proses pemanggangan ikan. Ikan tongkol segar yang besar dipotong-potong lalu ditusuk dengan belahan bambu. Baru di panggang di atas asap api. Makanya sering juga disebut ikan asap. Kalau beli langsung di pembuatnya harganya jauh lebih murah dibandingkan jika beli di pasar. Ikan panggang dengan potongan besar dijual hanya Rp4.000,00.
Ikan segar di potong dan di cuci
Ikan lalu diasap
Sepulangnya dari tempat pembuatan ikan panggang, kami lanjutkan perjalanan ke pelabuhan. Tempat bersandarnya kapal-kapal nelayan setelah berlayar. Kami melihat kapal nelayan dengan para nelayan yang sedang istirahat atau sedang mempersiapkan jala ikannya.
Para nelayan sedang membersihkan jala
Foto dulu di pelabuhan
Hari sudah cukup siang, kami putuskan untuk segera pulang dan mulai memasak. Hari itu kami memasak ikan panggang sambal mentah,  pindang srani dan cumi hitam. Semua menu dari ikan segar yang menggugah selera.

Pukul 12. 00 siang, teman-teman kami dari Kudus mulai berdatangan. Ayah juga menyusul, yeay... Setelah ngobrol sebentar kami mulai menikmati hidangan yang disediakan, menu ikan segar. Setelah makan dan beristirahat, kami putuskan untuk jalan-jalan ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) untuk membeli ikan segar yang baru datang dari nelayan. Sayangnya, saat tiba di sana, hanya satu kapal yang bersandar dan ikan yang dibawa tidak terlalu banyak. Jadi, kami urungkan niat untuk membeli ikan. Karena, menurut teman yang paham tentang ikan, ikannya sudah mulai tidak segar dan harganya mahal karena bukan lagi dari nelayan langsung tapi sudah di tengkulak.
Ikan yang dijual di TPI
Ibu-ibu sudah bersenang-senang, sekarang saatnya anak-anak. Kami ajak mereka ke pantai Teluk Awur yang berada tidak jauh dari kediaman teman kami. Awalnya, saya hanya mengijinkan mereka bermain pasir karena air pantai keruh dan ombak yang besar. Namun godaan pantai terlalu sayang untuk diabaikan. Akhirnya anak-anak merajuk untuk berenang. Ya ... Bolehlah sudah di pantai juga sayang kalau tidak menikmati airnya.
Awalnya hanya bermain pasir
Lama-lama nyemplung juga ke air
Perjalanan kami hari itu sungguh bermakna. Tidak hanya menyenangkan dan mengenyangkan, namun juga memandaikan. Kami belajar dan merasakan banyak hal hari itu. Proses pembuatan ikan asin dan ikan panggang. Juga, merasakan keramahan setiap orang yang kami temui. Kami pulang dengan hati yang berbunga-bunga. Terimakasih Jepara, Insyaallah kami akan datang lagi... 
Kudus, 28 Januari 2019


Komentar

  1. Wah seru sekali, Mbak. Aku malah belum pernah ke TPI. Pengen ke sana sih. Btw itu di TPI ada yang jual ikannya langsung ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyo Mbak ke jepara barang bareng, ada kalau pas ada kapal sandar pada jam jam tertentu.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer