Ulang Tahun Mama dan Raisa

Bulan oktober adalah bulan ulang tahun kami. Saya dan Raisa. Tidak ada perayaan ulang tahun. Tidak ada kue tart. Sepanjang usia saya, hanya satu kali ada kue tart. Itupun hadiah kejutan dari teman-teman baik saat masih bekerja. Senang? Pastinya. Terharu? Amat sangat. Tapi ya hanya sebatas itu saja. Ulang tahun selanjutnya tetap tanpa perayaan dan kue tart. Sedih? Tidak. Karena memang saya tidak menemukan esensi perayaan ulang tahun dan kue tart. Kecuali bahwa ulang tahun adalah peringatan bahwa usia saya bertambah. Dan jatah hidup saya di dunia berkurang.

Tidak banyak kenangan saya tentang ulah tahun,  perayaannya dan kue tart. Kecuali hadiah istimewa dari teman, ucapan dan doa tulus dari mereka.

Raisa mengenal kue tart sejak usianya dua tahun. Bukan dari kami. Tetapi dari teman baik kami yang pandai membuat kue. Sejak ulang tahun Raisa yang ke dua sampai keempat, beliau rutin mengirimkan kue tart yang dibuatnya sendiri. Tak sanggup kami menolak ketulusan perhatiannya. Hadiah ulang tahun juga wajib ada baginya. Bukan dari kami. Tapi dari Titi (tante) yang menyayanginya. Sejak ulang tahun pertamanya, Titi tersayang selalu memberikan kado untuk Raisa sebagai bentuk kasih sayang pada keponakan tercinta. Ini pun kami juga tak sanggup menolaknya. Jadi, setiap menjelang ulang tahunya Raisa selalu berkata,
"Titi... Bentar lagi ulang tahun, nanti Titi beliin baju ya!"
Ulang tahun identik dengan kue dan hadiah bagi Raisa. 
Membuka Kado dari Titi

Beberapa hari sebelum ulang tahunnya...
Raisa mendekati saya dan mulai berkata,
"Mama, balon yang kita beli kemarin dipakai buat ulang tahun ku saja ya!"
"Ditiup trus ditempel - tempel disini, disini". (Sambil tangannya menunjuk dinding dan plafon rumah).
"Terus nanti aku pakai topi kayak gini lho Ma!". (Menunjuk sebuah gambar dalam buku.
"Terus nanti ada kue nya, ada lilinya kayak gini ya Ma!". (Tangannya masih menunjuk gambar dalam buku).
"Nanti acaranya sore aja ya Ma!", Lanjutnya.
Saya mendengarkan nya dengan seksama sambil berkata,
"Hmm...gitu ya Sa, Raisa pinginnya gitu ya?".
"Iya Mama!".

Lalu kami melanjutkan perbincangan kami,
"Gini Sa, ulang tahun itu nggak harus ada kue dan hadiah lho Sa!" .
"Dan kalau Titi ada rejeki, mau kasih hadiah buat Raisa ya di terima, kalau nggak ada juga nggak apa-apa ya".
"Hmm... Mama punya ide, gimana kalau pas ulang tahun kamu, kita bikin kue sendiri trus kita bagi bagi ketemanmu. Gimana Sa?".
"Iya Mama".
"Bikin kue apa ya Ma?"
"Belum tahu, besok kita cari ide ya!".

Hari ulang tahun Mama...
Hari sudah larut,
"Sa, hari ini Mama ulang tahun lho!".
"Lho kok nggak ada kue nya?"
"Ya.. Karena ulang tahun tidak harus selalu ada kue Sa".
"Yang penting kita berdoa sama Allah, bersyukur kepada Allah".
"Yuk kita berdoa buat Mama, Ayah yang mimpin doanya".

Akhirnya hari ulang tahun Raisa tiba...
Sebenarnya Raisa juga tidak tahu kalau hari ini adalah ulang tahunnya. Tapi menurut saya dia berhak untuk tahu, karena hari ini sangat dinantikannya.
Jadi saat pagi hari setelah mandi, saya memberitahunya.
"Sa... Tahu nggak hari ini ulang tahunmu lho!"
"Oh ya Mama, oh kemarin sore itu ya Mama... Makanya aku dibeliin baju ya sama Ayah sama Titi".
"Bukan Sa, kemarin sore karena Ayah sama Titi ada rejeki makanya Raisa dibelikan baju.

Siangnya, iseng-iseng saya bertanya...
"Menurut Raisa gimana ni... Ulang tahun nggak ada kue nya?"
"Nggak apa-apa kan sudah ada hadiah".
"Tapi kalau misalnya nggak ada hadiah gimana?"
"Ya nggak apa apa".
"Hari ini kita bikin donat aja yuk, kayak Tutut (tokoh dalam buku cerita).
"Asyik-asyik". 

Membuat donat

Akhirnya hari ini kami membuat donat bersama-sama.

Karena ini pertama kalinya mama real baking dibantu Mamata, Raisa dan Rafifa berulangkali Mama melihat resep di cookpad (wk...wk)
Akhirnya donat jadi, sedikit bantat tapi enak rasanya (ha... ha...menghibur diri sendiri).

Malamnya, saat teman-teman baik Raisa datang. Dengan senang hati ia menunjukkan donat nya. Dan mereka pun makan bersama - sama. 

Bersama Malika dan Zidan

"Mama sekarang aku sudah lima tahun sudah bisa apa saja?"
"Sudah bisa bantu Mama cuci piring sendiri!".
"Sudah bisa bantuin adik!".
"Sudah bisa cawik sendiri dan mandi sendiri!".
"Sudah bisa makan sendiri!".
"Sudah bisa pakai sisir sendiri!".
Raisa menambahkan...
"Sudah bisa banyak ya Ma?".
"Iya, anak Mama sudah besar sekarang.

Ulang tahun Raisa hari ini kami tutup dengan berdoa bersama sebelum tidur. Semoga Raisa menjadi anak yang sayang sama Mamal, Ayah, adik dan teman-temannya. Menjadi anak yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, berbakti kepada kedua orangtua dan bermanfaat bagi sesama serta selalu sehat. Aamiin
Kudus, 11 Oktober 2018

Komentar

Postingan Populer