Membuat Donat VS Mendidik Anak

Beberapa hari yang lalu saya membuat kue. Kue donat. Ini pertama kalinya saya membuat kue. Sebelumnya pernah membuat Brownies, tapi Brownies instan yang tinggal cemplang-cemplung. 

Karena ini pertama kali membuat kue, berulang kali saya melihat resep dan cara memasak di cookpad. Ternyata ada banyak bahan dan cara yang berbeda membuat sebuah donat. Meskipun judulnya sama, donat kentang. Orang yang berbeda bisa membuat donat yang berbeda dengan petunjuk resep yang berbeda.

Saya mencari resep yang paling sederhana. Karena hari itu memang kurang persiapan. Ada satu bahan yang belum saya siapkan. Tapi ternyata bahan ini adalah bahan wajib ada untuk membuat adonan donat, maka mau tidak mau saya harus mencarinya. Toping donat juga belum saya siapkan. Akhirnya menemukan bahan-bahan seadanya di rumah dan di warung tetangga yang bisa dijadikan toping.

Setelah seluruh bahan siap, saya baru mencari cara memasak nya. Dan tergoda untuk terus mencari cara yang paling sederhana. Tidak berpedoman pada satu resep saja. Satu resep menyebutkan ragi dicampur dulu dengan air hangat. Resep yang lain menyebutkan langsung dimasukkan saja ke dalam adonan. Awalnya saya mengikuti resep yang pertama, mencampur ragi dan gula ke dalam air hangat. Ditunggu beberapa menit, tidak keluar buih seperti yang tertera dalam resep. Karena tidak sabar, akhirnya saya memakai cara yang kedua, ragi langsung dimasukkan ke dalam adonan.

Akhirnya selesai juga adonan donat kami. Ditunggu beberapa menit baru di goreng. Hasilnya tentu bisa diduga. Donat saya bantat, dan rasanya lebih seperti perpaduan kue pukis dan roti goreng  ketimbang donat.Topingnya juga ala kadarnya. 


Setelah dipikir-pikir ternyata ada beberapa persamaan proses membuat donat dengan mendidik anak.  Iyakah, apa sajakah itu?

1.Menentukan tujuan

Ada berbagai jenis donat. Donat kentang, donat ubi, donat labu, donat unyil, donat empuk menul-menul dan lain sebagainya. Penting sekali untuk menentukan tujuan, donat apa yang akan kita buat.

Dalam mendidik anak pun sama, tentukan dulu tujuannya. Tujuannya mendidik anak untuk apa?. Agar anak pandai dalam hal akademis, lancar sekolahnya sukses karirnya bekerja di perusahaan internasional menghasilkan banyak uang, menjadi anak yang berkarakter luhur bermanfaat bagi sesama, menjadi pengusaha sukses yang dermawan  atau menjadi anak yang paham dirinya diciptakan untuk apa?

Setelah tujuan sudah kita tentukan, lanjut ke tahap selanjutnya...

2. Pilih satu resep.

Setelah  menentukan tujuan, misalnya mau membuat donat kentang. Maka pilih salah satu resep yang paling sesuai dan pas untuk kita. Ikuti petunjuk resep dari awal sampai akhir. Melirik resep lain, akan membuat kita tambah bingung. Dan pastinya tidak fokus.

Dalam mendidik anak juga sama, pilih salah satu metode yang sesuai dan pas dengan karakter keluarga kita. Karena setiap keluarga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Mengikuti salah satu metode, membantu kita tetap fokus pada tujuan. Cara-cara lain hanya sebagai penunjang dan pelengkap metode yang kita pakai.

3.Lakukan persiapan

Resep telah kita pilih, selanjutnya
menyiapkan alat dan bahan. Buat daftar bahan dan alat apa saja yang dibutuhkan sesuai dengan resepnya.

Pun sama, ketika mendidik anak penting sekali membuat daftar sumber daya yang keluarga kita miliki. Modal dasar utama sebagai orang tua dalam mendidik anak adalah kasih sayang. Namun kasih sayang saja tidak cukup, orangtua juga harus memiliki pengetahuan. Ternyata pengetahuan saja juga tidak cukup, orangtua membutuhkan ketrampilan.

Persiapan yang matang, membuat kita lebih mantap dalam melangkah.

4. Eksekusi, lakukan sesuai tahapan.

Membuat adonan donat ternyata tidak hanya asal cemplang cemplung . Ada urutan dan tahapan dalam memasukkan bahan. Agar hasilnya maksimal. Nggak mungkin kan goreng donat dulu baru dibentuk?

Dalam mendidik anak juga sama, ada tahapan yang harus kita jalani. Terutama tahapan perkembangan anak setiap usianya. Setiap tahapan usia anak memiliki tugas perkembangannya masing-masing. Mendidik sesuai dengan tahapan membuat langkah kita lebih terarah.

Membuat donat dan mendidik anak membutuhkan proses. Hasil yang baik akan di peroleh jika usaha yang dilakukan juga baik. Namun, terkadang hasilnya juga tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bisa jadi ada proses nya yang salah atau faktor x lainnya. Justru disitulah kita dituntut untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Meskipun banyak persamaan antara membuat donat dan mendidik anak, namun ada perbedaan yang sangat fundamental di antara keduanya.
Donat dibuat oleh kita, manusia. Suka-suka kita mau dibentuk seperti apa. Donat lubang tengah, donat tanpa lubang, donat kecil menik-menik, donat gemuk, donat lonjong, donat toping gula halus, donat toping coklat warna-warni dan masih banyak lagi variannya😋

Anak diciptakan oleh Allah, dengan tujuan dan maksud tertentu. Allah sudah membekali anak dengan beragam kemampuan saat dilahirkan. Ia membawa hasrat, emosi, bakat dan keunikan nya. Kita, orangtua hanya dititipi saja. Jadi kita tidak berhak membentuknya (selayaknya adonan donat) semau kita. Tugas kita adalah mendampingi dan membantunya tumbuh berkembang menemukan jati dirinya sebagai hamba Allah.

Jadi, masih mau membuat donat?
Mau dong! Saya masih tertantang membuat donat yang empuk menul - menul😋
Kudus, 21 Oktober 2018



Komentar

Postingan Populer