Raisa dan Sepeda Barunya

Sabtu, 14 Juli 2018 adalah hari yang istimewa untuk Raisa (4y10m). Pagi itu dia meminta Ayahnya mengajari naik sepeda roda dua. Ayah, Raisa dan Rafifa keluar rumah untuk belajar sepeda sementara saya memasak didapur. Saat sedang asyik memasak, dari dalam rumah saya mendengar Raisa berkata kepada Ayahnya,
"Ayo Yah bilang sama Mama, aku sudah bisa naik sepedanya".
Saya buru buru keluar untuk melihat apa benar Raisa sudah bisa naik sepeda. Tak lupa saya ambil HP untuk mendokumentasikan peristiwa bersejarah itu.
Saya kaget sekaligus takjub, hanya beberapa kali saja Raisa diajari naik sepeda, dalam waktu singkat dia sudah bisa. Wajahnya sumringah  mengayuh sepeda sembari berteriak,  "Mama aku sudah bisa, ya kan Ma?"
Ini adalah buah semangat, tekad yang kuat, kesiapan dan keberanian dari Raisa.

"Mama aku kan sudah bisa naik sepeda, jadi beliin sepeda barunya ya!", pinta Raisa.
Kami memamg sudah menjanjikan membelikan sepeda baru untuk Raisa jika dia sudah bisa menaiki sepeda roda duanya. Karena sepeda lama yang kami beli adalah sepeda bekas.
"Oh ya..boleh, nanti kita hitung dulu ya , uang celengannya Raisa ada berapa, cukup apa nggak buat beli sepeda!", jawab saya.

Siang itu kami bongkar celengan Raisa, dimasukkan kedalan plastik dan ditukar dengan uang ayah. Lalu kami pergi ke beberapa toko sepeda. Pilihan jatuh pada sepeda ungu di toko terakhir yang kami kunjungi. Sesampainya dirumah, ternyata sepeda itu masih cukup tinggi untuk Raisa. Sehingga dia harus belajar dulu untuk bisa menaiki sepedanya. Dia cukup bersabar menunggu Ayah mengajarinya naik sepeda. Sementara antusiasmenya naik sepeda tak surut kami menyarankannya menaiki sepeda yang lama terlebih dahulu. Pelan pelan Ayah mengajarinya naik sepeda baru dan tak butuh waktu lama Raisa sudah bisa. 



Sejak itu hari-harinya diisi dengan bersepeda. Pagi hari setelah bangun tidur, siang hari saat panas matahari menyengat, dan sore hari sebelum dan setelah mandi sore. Setiap pagi dia bersemangat bangun pagi dan mengajak Ayah serta adiknya naik sepeda keliling perumahan dan ke lapangan tenis.

Sekarang saat diajak bersepeda bersama dia tidak terlalu antusias karena dia hanya sebagai pembonceng, padahal dulu ini adalah kegiatan yang dinantikannya. Saat ini dia sedang senang-senangnya naik sepedanya sendiri bukan dibonceng. Kalaupun mau jalan-jalan.ke taman, Raisa minta sepedanya dibawa supaya nanti di taman dia bisa bersepeda.

Semenjak bisa naik sepeda, lingkaran pertemanannya juga semakin luas. Kalau dulu hanya dengan anak seusianya. Sekarang dia mulai berteman dengan anak-anak diatas usianya. Berani bersepeda sendiri hingha agak jauh dari rumah tanpa ditemani Ayah dan Mama. Seperti pekan kemarin, dia meminta ijin,
"Mama aku boleh sepedaan sama kakaknya Raisa (yang ini nama temannya) kelapangan tenis.
"Boleh, Raisa berani?"
"Berani Ma, aku kan sudah bisa naik sepeda sendiri!".



Begitulah cerita Raisa dengan sepeda barunya dan pengalamannya bisa naik sepeda roda dua untuk pertama kali.
Sepeda yang didapatnya dengan penuh kesabaran, menunggu sekian bulan sampai tabungannya cukup.
Sepeda yang didapatnya dengan penuh ketekunan dan kegigihan, setelah sekian kali berlatih.

Tentu ini akan menjadi pengalaman yang indah untuk dikenang selamanya. Kenangan yang memberikannya pelajaran tentang kesabaran, ketekunan dan kegigihan. Kenangan masa kecil yang membahagiakan dan penuh makna.
Kudus, 08 Agustus 2018

#Day
#Odopfor99days2018

Komentar

Postingan Populer