Kelekatan, Pondasi Utama Membangun Bangsa



Kita semua pasti tahu bahwa Jepang terkenal sebagai negeri yang disiplin, aman dan nyaman. Negara maju yang memiliki fasilitas-fasilitas super canggih namun tak membuat rakyatnya lupa diri untuk menghargai orang lain dan lingkungannya.  Tentu ini semua bukan tanpa sebab.

Pernahkan anda mendengar tentang Kyoiku Mama?. Kyoiku Mama yang berarti Ibu Pendidikan adalah para ibu di Jepang yang mendidik dan mengasuh anak-anak mereka sendiri. Mereka mengajarkan disiplin, pengorbanan, kerjasama, dan kesederhanaan di rumah. Peran sebagai ibu menjadi kebanggaan para wanita Jepang. Selain itu negara juga memberikan penghargaan yang cukup tinggi bagi para wanita yang memilih berperan sebagai Kyoiku Mama.

Lalu adakah kaitannya semua itu dengan kedisplinan, keamanan dan kenyamanan negara jepang?

Ratna Megawangi dalam bukunya “Kelekatan ibu-anak kunci membangun bangsa", menjelaskan panjang lebar tentang kaitan maju mundurnya sebuah bangsa dengan kelekatan ibu-anak.

Dimulai dengan percakapan Beliau dengan Prof Marian Zeitlin saat Beliau melakukan penelitian “Keluarga dan Perkembangan Anak", katanya,”Ratna, sebetulnya amat mudah untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera tanpa harus melalui proses rumit dan mahal. It’s easy as…(semudah) kita menganjurkan para ibu untuk memberikan ASI dengan cara yang benar, menyuruh mereka untuk sering memeluk, mencium dan mengelus bayinya serta menghimbau mereka untuk kerap mengadakan kontak mata dengan bayinya sambil tersenyum.

Hal yang sangat biasa, umum dan sepele yang justru sering kali kita abaikan karena memang sudah umumnya (common sense ) dan seharusnya seperti itu. Ternyata justru menjadi fondasi penting bagi tumbuh kembangnya seorang anak.

Bagaimana Bisa ?

Jadi…
Ada 6 komponen utama yang dianggap pilar penting terciptanya masyarakat yang sehat, damai dan sejahtera (dikembangkan oleh Dr. Bruce Perry). Yaitu hormat, toleran, harmoni, relasi sosial, kontrol diri  dan kelekatan cinta (attachment) adalah fondasi awalnya.

Singkatnya, orang dewasa yang memiliki kelekatan emosi yang kuat dengan orangtuanya sejak bayi, berkembang menjadi pribadi yang sehat jiwanya. Orang dewasa yang sehat jiwanya mampu menahan nafsu dan mengelola emosinya serta menaati aturan-aturan yang berlaku di masyarakat. Sehingga muncullah relasi sosial yang baik antar individu. Relasi yang baik menciptakan keharmonisan sosial yaitu individu yang saling perduli, berbagi dan mengasihi. Keharmonisan sosial menciptakan toleransi dan saling menghormati dalam masyarakat. Nah...Dengan begini bukankah masyarakat yang damai dan sentosa akan tercipta?

APA ITU KELEKATAN?

Kelekatan adalah menyangkut perasaan anak kepada ibu, ayah atau pengasuh penggantinya yang terbentuk pada dua atau tiga tahun pertama kehidupan anak (Sean Brotherson, 2005). Kualitas kelekatan tergantung pada sejauh mana perasaan cinta/kasih sayang, ketergantungan emosi dan intetaksi kedua belah pihak.




Proses kelekatan terjadi sejak masa bayi, saat seorang bayi belajar dan merasakan apa itu arti sebuah perhatian, pertolongan, kecupan, dekapan dan kenyamanan atau sebaliknya perasaan ditolak, tidak diperhatikan, dibenci, marah, sedih dan sebagainya.

TAHAPAN TERBENTUKNYA KELEKATAN

Terbentuknya kelekatan dimulai pada tahun pertama bayi melalui bonding (kelekatan satu arah) yang kuat dari pengasuh utama dan pertamanya (biasanya ibunya). Bonding yang kuat dari ibunya ditandai oleh pengasuhan yang responsif, dimana ibu selalu mengetahui kebutuhan bayinya; kapan bayi menangis karena lapar atau karena ingin digantikan popoknya. Sebenarnya sejak dilahirkan bayi sudah memiliki kecenderungan alami untuk membentuk kelekatan dengan ibunya, seperti :

  • Keinginan untuk selalu berada dekat dengan ibunya, jika sudah lebih besar senang mengikuti kemana saja ibunya pergi.
  • Kecenderungan untuk menyedot puting susu.
  • Ingin selalu digendong.
  • Tersenyum dan mengoceh untuk menarik perhatian ibunya.
  • Mengekspresikan ketidaknyamanannya dengan menangis agar mendapatkan perhatian dari ibunya.

Dan begitupun sebaliknya, seorang ibu yang mempunyai bonding kuat akan menikmati dan bahagia ketika bersama bayinya, juga saat merawat bayinya. Tanpa bonding yang kuat, proses pembentukan kelekatan selanjutnya akan mengalami hambatan. Berikut beberapa cara yang efektif untuk memperkokoh bonding :

  • Senantiasa mengadakan kontak mata dengan anak, tersenyum dan memberi kehangatan (menggendong, memeluk, mencium).
  • Mendorong hubungan timbal balik seperti mengajak berbicara, merangsang bayi untuk tersenyum dan mengoceh, serta memberikan stimulasi yang menyenangkan.
  • Senantiasa memberikan sentuhan, seperti mengelus dan memijat tubuh bayi.

Apabila proses bonding kokoh dan stabil, maka proses terbentuknya kelekatan selanjutnya akan berjalan dengan baik. Indikator yang dipakai untuk mengetahui apakah telah terjadi kelekatan antara ibu dan anak, adalah adanya kekhawatiran yang ditunjukkan bayi ketika ditinggalkan oleh ibunya.

Nah...Ternyata kelekatan adalah salah satu kunci kemajuan dan kemakmuran negeri Jepang. Melalui Kyoiku Mama yang sepenuh hati merawat, mengasuh dan mendidik anak-anaknya sendiri sehingga terbentuk kelekatan yang kuat antara ibu dan anak. Menjadikan mereka pribadi yang sehat dan kokoh jiwanya.


Mungkin ini juga yang perlu dilakukan negara kita menghadapi persoalan mentalitas bangsa yang semakin menurun, yaitu dengan mengembalikan ibu kepada peran sejatinya yaitu sebagai pengasuh dan pendidik pertama dan utama anak. Tentu ini semua butuh kerjasama semua pihak.

 Pertama, dari orangtua yang memberikan edukasi dan teladan kepada anak perempuannya agar bangga menjalani perannya sebagai ibu yang mendidik dan mengasuh anaknya sendiri. Membekali mereka dengan ketrampilan dasar mengurus bayi dan anak serta melibatkannya dalam pekerjaan domestik.
   Kedua, tentu Negara juga harus berperan aktif dengan memberikan edukasi kepada generasi muda untuk bangga dengan perannya sebagai ibu. Selain itu, juga memberi kelonggaran kepada ibu-ibu yang bekerja di ranah publik untuk mendapatkan cuti mengasuh anak minimal selama 2 tahun pertama usia anak.

Membangun sebuah bangsa yang maju, makmur, disiplin dan beradab adalah pekerjaan yang besar. Namun kita bisa meringankannya dengan memulai dari diri kita sendiri. Menjadi ibu yang membangun kelekatan kuat dengan anaknya. Memberi contoh dan teladan bagaimana menjadi ibu yang baik. Memulai dari keluarga dan anak-anak kita sendiri. Dan jika setiap ibu melakukan hal yang sama, yaitu mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik, maka negara Indonesia yang maju, makmur, disiplin dan beradab akan terwujud. InsyaAllah...
Kudus, 08 Maret 2018

#Day14
#odopfor99days2018
#RenunganPendidikandanPengasuhan

Komentar

Postingan Populer