Memperbaiki Kesalahan : Cara Meminjam yang Baik


Pagi itu kami hendak senam pagi dengan melihat video  melalui handphone. Karena HP berada diatas almari, saya yang mengambilnya. Ternyata Raisa mengikuti saya dari belakang. Belum sempat saya menghidupkan HP, Raisa mengambil HP dari tangan saya (merebutnya) sambil berkata, "Mama aku mau lihat!". Saya kaget dan merasa tidak senang dengan apa yang dilakukan Raisa. Hampir saja saya marah, tapi saya langsung ingat bahwa Raisa melakukan itu juga karena melihat tingkah laku saya, jauh sebelumnya…

Ya...Jauh sebelum hari itu, saya sering melakukan hal yang sama. Saat Raisa memegang HP saya, sontak saya berteriak, " Jangan dong buka HP Mama, sini ( sambil langsung merebut HP dari tangan Raisa tanpa meminta izin terlebih dahulu). Atau saat dia memegang remote TV saya juga melakukan hal yang sama. Atau saat dia memegang benda-benda lain yang menuruy saya tidak boleh dipegangnya.

Jauh sebelum pagi itu, saya melihat Raisa melakukan hal yang sama baik kepada Ayahnya, kepada saya juga kepada adiknya, yaitu merebut benda tanpa minta izin terlebih dahulu. Saya seperti melihat cermin besar, melihat diri saya sendiri merebut HP, remote TV, buku atau barang lainnya dari tangan Raisa tanpa meminta izin.

Menyadari bahwa ini sebuah kesalahan, secara perlahan saya mulai memperbaikinya. Berusaha tenang sebelum meminta sesuatu dari tangan Raisa, meminta izin menunggunya dengan menengadahkan tangan sampai dia memberikanya secara sukarela.

Raisa tentu butuh waktu untuk pemograman ulang atas perilakunya. Karena ini kesalahan saya, sayalah yang harus bertanggungjawab memperbaikinya. Pertama, saya meminta maaf kepada diri saya sendiri atas kesalahan yang telah saya lakukan. Kedua, saya meminta maaf kepada Raisa karena telah memberikan contoh yang tidak baik kepadanya. Ketiga, mulai memperbaiki perilakunya.
Kejadian pagi itu menjadi starting point bagi saya memperbaiki perilakunya. Setelah berusaha tenang agar tidak marah (tutup muka pake teflon), saya sampaikan ke Raisa,
"Maaf Raisa Mama nggak suka Raisa ambil HP dari tangan mama tanpa izin, rasanya nggak menyenangkan Raisa!". Lalu, saya ambil HP dari tangan Raisa dengan cara merebutnya. Raisa kaget, lalu saya berkata,
"Gimana rasanya, menyenangkan nggak?
"Nggak enak Mama", jawabnya.
Nah itu tadi yang dirasakan Mama saat Raisa merebut HP dari tangan Mama.

Yuk sekarang kita ulang lagi cara meminjam yang baik.
HP sudah berada ditangan saya, lalu saya sampaikan,
"Nah sekarang Raisa bilang sama Mama ya!".
"Ma, boleh aku pinjam HP nya?
Raisa mengikuti kata-kata saya. “Tunggu sampai Mama jawab “iya”, baru diambil atau tunggu sampai Mama berikan HP nya ke Raisa ya”.
Lalu saya menjawab, "Boleh". Dan saya berikan HP kepadanya.
“Nah, sekarang gimana rasanya?”, tanya saya.
“Enak Mama", Jawab Raisa.
Saya ulangi lagi simulasi itu dengan saya sebagai pihak peminjam.

Saya tahu ini baru langkah awal memperbaiki kesalahan saya, namun dengan konsistensi saya yakin perlahan tapi pasti semua akan menjadi lebih baik. Ini pembelajaran besar buat saya, agar lebih berhati-hati dan belajar terus dalam bersikap. Harus selalu ingat-ingat ini terus, “Children See, Children Do".
Kudus, 27 Februari 2018

#Day13
#Odopfor99days2018

Komentar

Postingan Populer