Memahami Hakekat Anak dalam Konteks Pendidikan dan Pengasuhan



Siapa anak-anak ini? Mereka begitu mempesona, tawanya, senyumnya, tangisnya, bicaranya, semuanya membuat saya takjub sekaligus penasaran. Mereka mampu membuat perasaan campur aduk, silih berganti diantara rasa senang, syukur, sedih, marah, frustasi dan bingung. Dan membuat saya terus bertanya siapa mereka? Dan bagaimana saya harus memperlakukan mereka?

Dalam konteks pendidikan dan pengasuhan, ada banyak definisi hakikat seorang anak,
Setiap orangtua pasti memiliki definisi yang berbeda -beda tentang seorang anak.

Ada yang menganggap anak sebagai kertas putih yang bisa ditulisi apapun sesuai dengan keinginan orangtua.

Ada yang menganggap anak sebagai kayu atau ranting pohon, yang bisa dibengkokkan dan dibentuk saat masih muda sebelum menua dan mengeras.

Ada yang menganggap anak sebagai plastisin atau playdough yang bisa dibentuk menjadi apapun sesuai dengan keinginan orangtua.

Ada yang menganggap anak ibarat tanaman, benih yang mengandung potensi-potensi yang dapat tumbuh menjadi tanaman yang baik. Akarnya kuat menghujam ketanah, batangnya kuat menjulang ke angkasa, buahnya banyak, enak dan kaya manfaat.

Saya sendiri mencoba memahami hakikat seorang anak berdasar definisi Charllote Mason. "Child born as a person", menurutnya.
Anak terlahir sebagai pribadi yang utuh. Sejak lahir mereka telah membawa potensi-potensi yang telah dianugrahkan Allah kepada mereka.

Lihatlah bayi yang baru lahir, benar mereka tak berdaya dan butuh bantuan kita sebagai orangtuanya. Tapi lihatlah sekali lagi...bahkan mereka sudah memiliki daya juang sesaat setelah lahir.  Saat mereka diberi waktu dan kesempatan untuk mencari dan menemukan makanan pertamanya. Mereka berjuang mendapatkan makanan pertama dan utama mereka yaitu ASI, langsung dari puting ibunya. Yang perlu kita lakukan hanya kesempatan dan kesabaran, membiarkan mereka melewati menit demi menit berjuang mendapatkan makanan mereka.

Setelah agak besar, bayi-bayi ini selalu tertarik dengan hal-hal baru disekitar mereka. Mereka mengamati, memegang, meremas, menginjak, membaui, dan mendengarkan dengan penuh antusias benda-benda disekeliling mereka. Rasa ingin tahu mereka cukup besar. Keinginan mereka untuk mempelajari sesuatu tak bisa dibendung.


Mereka juga sudah mampu merasakan. Merasa senang dan bahagia saat ditemani, diperhatikan dan diberi kasih sayang. Merasa kecewa saat ditinggal dan diabaikan. Merasa marah saat keinginannya tidak dituruti, misal saat lapar dan haus. Merasa jengkel dan risih saat tubuhnya yang kotor tidak segera dibersihkan.

Hal ini membuktikan bahwa anak terlahir sudah membawa potensi yang dianugrahkan Allah. Jiwa mereka tidak kosong, jiwa mereka telah terisi. Mereka mampu berpikir dan mampu merasa. Dalam konsep pendidikan berbasis fitrah, anak-anak terlahir dengan potensi fitrah yang telah diinstal oleh Allah dalam diri mereka. Diantaranya adalah fitrah belajar, fitrah keimanan, fitrah bakat, dan fitrah perkembangan.

Memandang anak sebagai pribadi berarti melihatnya sebagai sesuatu yang istimewa, unik, tiada duanya dan tidak sama antara satu dengan lainnya. Potensi yang tersimpan dalam dirinya tak terbatas, tak terukur dan tak terhingga. Kita tidak pernah bisa meramalkan akan menjadi apa anak dimasa depan. Itu sebabnya filsuf Abraham Joshua Heschel berkata, "Teka-teki manusia sesungguhnya bukan 'apakah dia?' melainkan 'bisa menjadi apakah dia kelak?', sehingga memanusiakan manusia bukan sekedar mengaktualisasikan potensi-potensinya, namun pertama-tama mengakui potensi-potensi itu ada dan mengijinkannya muncul. (Ellen Kristi, Cinta Yang Berpikir).


Pada akhirnya, cara pandang kita terhadap hakikat anak akan sangat berpengaruh pada cara kita mendidik dan mengasuhnya. Oleh karena itu sebelum memulai mendidik dan mengasuh anak sangat penting untuk menentukan cara pandang kita terhadap anak. Ibarat kertas putih kah? Ibarat ranting pohon kah? Ibarat plastisin atau playdough kah? Atau ibarat benih tanaman kah?
Kudus, 10 Januari 2018

#day4
#odopfor99days2018
#renunganpendidikandanpengasuhan

Komentar

Postingan Populer