Anak-anak Terlahir Kreatif



Apa yang kita lihat?
Tumpukan kardus di atas kursi. Yess...secara kasat mata memang benar kardus di atas kursi. Ternyata...dalam persepsi anak bisa berbeda. Suatu hari saya bertanya,
"Ini apa"?
"Kasur Mama!"
Lain hari saat bersama teman-temannya, dia mengajak mereka duduk diatasnya sambil berkata,
"Ayo kita naik ke kapal!" (Sekarang kardus menjadi kapal".
Lembaran-lembaran kardus itu bisa menjadi apa saja, tergantung dari imajinasi anak-anak. Sebelumnya dia direkatkan dengan lakban dan menjadi terowongan. Lalu menjadi alas duduk. Menjadi holahop yang dimasukkan dari kepala lalu badan diputar-putar sampai kardus turun kebawah.

Lembaran-lembaran kardus membuktikan bahwa anak-anak terlahir kreatif, tugas kitalah sebagai orangtua untuk merawat serta memacu kreativitas mereka. Bagaimana caranya? Berikut adalah beberapa tips bagi orangtua untuk memacu kreatifitas anak yang terangkum dalam kata "CREATIVE":

1. Calm (Tenang).
Fokuslah pada PROSES bukan pada HASIl. Kotor dan berantakan adalah sebuah proses menuju hasil. Ketika anak-anak berkreasi, siapkan diri untuk tetap tenang melihat yang kotor-kotor dan berantakan. Yakinlah bahwa kotor atau berantakan dari kreativitas yang dihasilkan merupakan sebuah pengalaman belajar yang bermakna bagi anak.

2. Raise (Bangkitkan)
Bangkitkan kreativitas anak dengan menjadi stimulan bagi kreativitasnya, jadilah motivator bagi mereka. Hindari sikap meremehkan hasil kreasi anak.

3.Exposure (Paparan)
Tunjukkan bahwa kita ibu yang kreatif terlebih dulu dengan menyelesaikan masalah sehari-hari atau saat mendampingi anak dengan cara yang kreatif. Karena pendidikan karakter itu ditularkan bukan diajarkan. Misalnya bagaimana kita membuat kreasi mainan dari kertas atau dus bekas daripada membelikan mainan yang mahal.

4. Appreciation (Apresiasi)
Berikan apresiasi sesimpel apapun kreasi mereka. Dorong anak untuk mempercayai penilaian pribadi mereka. Ajak mereka untuk menghargai keunikan diri serta kreasinya.

5. Time (Waktu)
Berikan waktu bagi anak untuk berkreasi tanpa meninggalkan tanggungjawab mereka, misalnya dengan memberikan ruang khusus kreasi serta rentang waktu agar mereka bisa membereskan kembali ruangan seusai berkreasi.

6. Involve (Terlibat )
Saat anak memerlukan bantuan atau pendampingan kita pada suatu peran, terlibatlah dengan aktif dan bersemangat. Jadikan waktu berkreasi bersama menjadi momentum memperkuat kelekatan.

7. View (Mengamati)
Hindari untuk terlalu banyak mengatur atau mengarahkan kreatifitas anak. Cukup untuk mengamati & biarkan kreativitas anak bermunculan secara alami.

8. Environment  (Lingkungan)
Bentuklah lingkungan ramah anak yang mendorong munculnya kreativitas, seperti ruang gerak yang luas, alam terbuka, buku, alat/mainan edukatif dll.

Sumber Rujukan :
Materi Bunda Sayang, Institut Ibu Profesional.

#Day6
#ODOPfor99days2018
#FunParenting

Komentar

Postingan Populer