Waktu bersama anak



"Wah...enak ya rul kamu..bisa sama anak terus tiap hari"
"Kamu juga enak mbak... bisa punya uang sendiri...juga ketemu banyak orang tiap hari"

Itu obrolanku dengan seorang teman bertahun lalu. Versi rumput tetangga lebih hijau ala emak2...he..he...

Bagi ibu yang bekerja di ranah publik, kebersamaan dengan anak adalah sesuatu yang mahal. Merasa iri dengan ibu yang dirumah bersama anak-anaknya. Setelah sampai dirumah sebisa mungkin ingin main dengan anak, meskipun energinya sudah tinggal sisa-sisa. 

Berharap waktu yang sedikit itu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bersama anak, tanpa tercampuri oleh tugas kantor yang masih menumpuk untuk diselesaikan. Tantangannya adalah memanfaatkan kuantitas waktu yang sedikit dapat berkualitas bersama anak.

Bagi ibu yang bekerja di ranah domestik, kebersamaan dengan anak itu hal yang biasa saja, lha wong 24 jam, 7 hari dalam seminggu bersama anak. Saking biasanya sampai lupa kalau ini adalah hal yang sangat berharga. Waktu dengan anak memang seharian, tapi waktu bersama anak belum tentu. Seringkali ibu disibukkan dengan pekerjaan domestik yang seolah tiada akhir, sehingga ketika tiba saatnya bersama anak, juga tinggal sisa-sisa energi. Kalaupun energi masih full, pikiran kemana-mana. Raga bersama anak tapi jiwa entah berselancar kemana. 

Kejenuhan dan kebosanan menjadi alasan untuk tidak fokus ketika bersama anak. Badannya ada dihadapan anak...tapi pikirannya berselancar bersama hp yang ditangan. Berkomunikasi dengan teman nun jauh disana,  atau sekedar mengintip fb teman menjadi obat mujarab pengusir jenuh dan bosan. Alhasil kuantitas waktu dengan anak memang banyak...tapi nol kualitasnya.

Jadi...
Masalahnya bukan pada ibu yang bekerja diranah publik atau yang bekerja di ranah domestik, karena ternyata masing-masing memiliki tantangan. Masalahnya terletak pada mampukah kita memahami pentingnya waktu bersama anak. Bukan hanya sekedar raga namun juga menghadirkan jiwa, agar kebersamaan lebih bermakna. 

Salah satu cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan belajar menajemen waktu dan manajemen diri.

Bagi ibu yang bekerja di ranah publik, pastikan bahwa saat pulang ke rumah fokus utama adalah keluarga, tinggalkan sejenak tugas-tugas kantor.

Bagi ibu yang bekerja di ranah domestik, pekerjaan rumah memang tidak pernah akan selesai. Selesai satu tumbuh seribu. Namun, saat memang harus membersamai anak, tinggalkan sejenak, fokus bersama anak dan jauhkan pengalih perhatian (hp).

Anak-anak sesungguhnya tidak perduli seberapa sibuk kita, yang mereka inginkan adalah kebersamaan dengan kuantitas dan kualitas yang sama. Yang mereka tahu itulah bentuk kasih sayang orangtua kepada mereka. 

#menulisuntukmengingatkandirisendiri
#odopfor99days50

Komentar

Postingan Populer