Bermain Fungsional


Rafifa (17 m) senang bermain memasukkan dan mengeluarkan. Semua benda yang ada di dalam tempat pensil dikeluarkan lalu dimasukkan kembali , begitu seterusnya. Sedangkan Raisa (3y10m)  senang melukis acak, menggerakkan kuas  ke seluruh penjuru kertas dengan beragam warna.  Apa yang dilakukan Raisa dan Rafifa disebut Bermain fungsional.

 Pada awal -awal kehidupannya, anak mengulang-ulang kegiatan yang sederhana dan menemukan kesenangan dalam "bermain"dengan lingkungannya (practice play). Anak menikmati akibat dari apa yang dilakukannya seperti memasukkan mengeluarkan, menarik mendorong, dan menepuk-nepuk air. Pengalaman pertama bermain ini melibatkan indra perasa anak, oleh karena itu juga disebut bermain sensorimotor.

 Bermain fungsional melibatkan motorik halus dan motorik kasar dimana anak melatih keduanya saat bermain. Bermain fungsional disebut juga bermain manipulasi (manipulative play) dimana anak berlatih menggerakkan motoriknya baik halus maupun kasar dengan alat maupun tanpa alat.

Bermain ekslplorasi juga merupakan nama lain untuk memdiskripsikan bermain fungsional karena anak bermain untuk mengeksplorasi lingkungannya, belajar tentang dunia. Anak mengeksplorasi kemampuan fisiknya dalam hubungannya dengan lingkungan.

Kebutuhan bermain fungsional berjalan seiring dengan perkembangan anak. Anak usia 3-5 tahun bermain fungsional kurang lebih 33% dari waktunya. Fungsional play secara bertahap berganti dengan constructive play saat anak mulai menggunakan balok untuk membangun jembatan ketimbang hanya menumpuknya, atau saat ia mulai menggambar bunga menggunakan krayon daripada hanya sekedar membuat coret-coretan#functionalplay#sensorymotorplay#practiceplay#manipulativeplay#eksploringplay#rumahsayanganak

#odopfor99days31

Komentar

Postingan Populer