Mau jadi ibu?


Cobalah tanya kepada anak2, mau jadi apa nanti setelah dewasa. Sebagaian dari mereka ada yang menjawab menjadi dokter, menjadi guru, presiden, dll....kalau anakku sendiri jawabnya jadi anak shalihah, he..he...

Pun diriku...saat ditanya pingin jadi apa...aku pingin jadi psikolog ( ini pas SMA) dan alhamdulilah keturutan kuliah psikologi meskipun saat ini belum jadi psikolog, he..he..
Tak pernah terpikir dalam benakku, sejak kecil, saat remaja, saat menjelang dewasa, saat sudah dewasa sekalipun ( ini kalo dilihat dari usia ya), bahwa profesi utamaku suatu saat nanti adalah menjadi ibu. Menjadi ibu....ya...menjadi ibu...

Menjadi seorang ibu seolah menjadi sebuah keniscayaan, ketika menikah lalu dikarunai anak, secara otomatis kita dipangggil ibu...tak perlulah sekolah ini itu, menikah, dikaruniai anak maka kau akan menyandang gelar sebagai "ibu". Coba bandingkan, jika ingin jadi dokter, guru, perawat, psikolog, pengacara atau profesi yang lain maka ada tahapan atau jenjang pendidikan yang harus dilalui.

Jarang sekali orang tua yang mempersiapkan anak2nya menjadi seorang ibu atau seorang ayah. Anak2 lebih banyak dipersiapkan menjadi anak yang sukses karir dan hidupnya, meskipun ujung2nya itu juga untuk keluarga. Karena sebagian orangtua masih berpikir bahwa ketrampilan menjadi ibu atau ayah akan otomatis diperoleh setelah mereka menyandang "gelar" tersebut. Otomatis ibu akan punya naluri menyayangi anak2nya, otomatis juga ayah akan bertangungjawab pada keluarganya.

Kenyataannya...

Menyayangi anak ternyata juga ada ilmunya. Ambillah satu contoh, "bu..kenapa semua permintaan anak  dituruti...kan kasihan anak jadi manja nanti". " gak papa bu...ini bentuk kasih sayang saya ke dia bu, saya kerja kan juga buat anak". Maksudnya baik menyayangi anak, namun malah jadi bumerang untuk anak dan orangtua. Ini contoh bahwa menyayanyi anak juga harus ada ilmunya...

Tidak ada kewajiban sebenarnya ibu bisa memasak untuk keluarganya. Toh sekarang banyak sekali warung atau rumah makan yang menyediakan menu makan pagi, siang, sore atau malam. Mau menu tradisional atau international pun ada. Mau harga murah atau mahal juga ada. Mau ambil sendiri atau via delivery order juga ada. Jadi ada semua...gampang lah ( tinggal liat isi dompet, cocok yang mana, he..he..)

Kenyatannya...

Tanyalah kepada anak perantauan atau anak yang ibunya telah meninggal, apa yang paling mereka rindukan? (Selain belaian ibu ya) jawabnya pasti masakan ibu ( kalau ini versi aku dan suamiku). Bagi kami, masakan ibu adalah pengikat jiwa (ciee..) antara suami dan istri, antara ibu dan anak. Salah satu kenangan manis seorang anak adalah masakan ibunya, yang bisa dibanggakannya dihadapan suami atau istrinya dan anak2nya kelak. "Ini lho nak...resep masakan nenekmu yang tiada duanya". Meskipun hanya sekedar resep sambal atau sayur asem...
Jadi, menurut saya ibu juga harus belajar memasak...memasak sederhana ada ilmunya apalagi memasak makanan yang halal, sehat, dan sedap....double lagi ilmunya...

Ibu...juga seorang individu. Individu yang butuh eksistensi, butuh mengembangkan diri. Tentu setelah menjadi ibu...kebutuhan ini menjadi nomer dua, setelah urusan suami dan anak2 kelar.

Kenyataannya...

Tanyalah pada ibu2 yang memilih berprofesi di ranah domestik (tanya saya maksudnya, he..he...) pekerjaan rumah itu seakan akan tidak ada habisnya. Selesai satu...tumbuh seribu ( ha..ha..lebay). Jadi, seolah2 tidak ada waktu untuk diri sendiri, boro2 eksistensi dan pengembangan diri, mau nyisir rambut aza kayaknya gak sempet (lebay nomer dua). Jadilah ilmu manajemen waktu dibutuhkan disini...biar kelar semua urusan, suami senang, anak2 bahagia, ibunya lebih bahagia (hiks..hiks...ini idealnya...nyatanya masih butuh banyak belajar)

Kesimpulannya...

Menurut saya...sejak kecil anak2 sudah harus disadarkan bahwa nanti saat dewasa, saat mereka menikah dan punya anak tugas utama mereka adalah menjadi ibu. "Lha trus...dirumah aza dong? Ngurusin cucian, masakan, bersihin rumah, momong anak". "Tentu tidak sayangku...kalian bisa menjadi apa saja yang kalian mau, sesuai dengan passion kalian, sepanjang itu bermanfaat "it's ok". Kalian bisa menjadi ibu yang psikolog, ibu yang wartawan, ibu yang pengacara, ibu yang guru dan ibu2 yang.....lainnya. Tetapi ingatlah...tugas utama kalian adalah sebagai "ibu". Ditangan kalianlah peradaban dimulai...(wuiih...ini sambil ngaca)

Caranya...

Kalau anak2 masih balita...berikan kasih sayang seluas samudra...cium peluk tiap hari..tiap detik...tiap menit pokoknya sampai anaknya engap (jangan deng...). Isi memori kenangan manis anak tentang sosok ibu yang penuh kasih sayang...semoga mereka nanti juga menjadi ibu yang demikian...
Kalau sudah agak besar, tetap berikan kasih sayang seluas samudra...ditambah berikan tanggungjawab pekerjaan domestik sesuai usianya...kalau ada adik...berikan kesempatan momong adiknya juga...
Cara2 yang lain...saya masih belajar...


#ibudariduaanakperempuancalonibu
#mengeluselusdirisendiri
#kangenibuku
#refresingjiwaku
#ODOPfor99days02

Komentar

Postingan Populer