Ibu belajar dari Anak, Anak belajar dari Ibu

Suatu pagi...


Ada anak diantar ibunya ke sebuah TPA. Bajunya lusuh belum disetrika, rambutnya basah awut2n belum disisir.

Reaksi ku dulu...
Duh kasihan banget si anak ini, kayak nggak keurus, tega2 nya si ibunya pakaikan baju belum disetrika plus rambutnya gak disisir pula, ck...ck...

Reaksi ku sekarang...
Gak papa juga sih...mungkin anaknya maunya pakai baju itu yang belum sempat disetrika, kadang kan ada juga anak yang fanatik  sama satu baju maunya dipakai terus. Istilahnya cukerpak (cuci kering pakai). Dan soal rambut yang belum disisir, gak papa juga, ada anak yang maunya sisirin rambut sendiri, tentu tak serapi kita orang dewasa kan. It's ok...

Suatu ketika...disebuah warung

Seorang anak menangis karena minta sesuatu kepada ibunya. Ibunya tidak mengijin sajakan dan semakin menangislah si anak. Si ibu mencubit anaknya memintanya untuk diam. Anak semakin menjadi tangisannya disertai batuk2 dan akhirnya muntah. Ibu semakin marah dan membawa anaknya pulang.

Reaksi ku dulu...
Ya Allah...kasihan banget anaknya, ibu macam apa ini membuat anaknya menangis, main cubit pula, harus dikasih ilmu parenting ini...

Reaksi ku sekarang...
Meskipun tindakan ibu itu sama sekali tidak dibenarkan, tapi saya bisa lebih memahami mungkin si ibu sudah sangat lapar, atau mungkin sedang capek sehingga tidak mampu mengontrol emosinya.

Suatu pagi juga...

Seorang anak diantar ibunya dengan tergopoh2 masuk ke sekolah. "Bu guru, maaf si A belum sempat sarapan, saya sedang terburu2, maaf ya bu tolong disuapi, ini sudah saya bawakan bekalnya, terimakasih". Bu guru hanya bisa melongo sambil tersenyum.

Reaksi ku dulu...
Ya Allah, kasihan anak ini jam segini belum sarapan. Wah...ibu yang nggak bertanggungjawab ini.

Reaksi ku sekarang...
Ah...bisa jadi ibunya sedang banyak tugas jadi bangun kesiangan dan belum sempat suapi anaknya. Bisa juga anaknya yang tidak mau makan, maunya makan di sekolah. Setidaknya dia sudah menyiapkan sarapan untuk anaknya.

Menjadi ibu membuat saya belajar banyak hal, salah satunya adalah merubah persepsi negatif menjadi positif, menahan komentar negatif atau bahkan membatin negatif, menggantinya dengan pikiran positif.

Setiap ibu saya yakin selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya. Meskipun terkadang usaha tidak selalu sebanding dengan hasil yang diharapkan. Tapi, ibu tidak pernah berhenti berusaha menjadi lebih baik setiap harinya, dengan selalu memperbaiki dirinya, memperbaiki pikirannya, perasaannya dan perilakunya.

Setiap ibu menghadapi tantangan yang berbeda2. Ada yang tantangannya dengan pengelolaan emosinya, ada yang tantangannya dengan manajamen waktunya, ada yang tantangannya dengan kekuatan fisiknya, ada yang tantangannya dengan egoismenya, dan bermacam tantangan lain yang pasti berbeda pada setiap ibu. Sesungguhnya, bagi seorang ibu setiap hari adalah ajang perbaikan diri. Karena bersama anak2 kita tidak bisa menipu diri.

Bila ingin anak bahagia maka  seorang ibu juga harus bahagia, tidak bisa pura2 bahagia karena anak dapat merasakannya.
Bila ingin anak mampu bersabar, maka ibu juga harus belajar sabar
Bila ingin anak mampu percaya diri, maka ibu juga harus belajar percaya diri
Bila ingin anak mampu menerima dirinya sendiri, maka ibu juga harus belajar menerima dirinya sendiri
Bila ingin anak mampu bangga dengan dirinya, maka ibu juga harus bangga dengan dirinya
Bila ingin anak mampu bersyukur, maka ibu juga harus belajar bersyukur
Bila ingin anak mampu..., maka ibu juga harus belajar... (silahkan diisi sendiri, he...he..)

Seiring dengan waktu, semakin anak tumbuh besar, kita juga akan menemukan diri kita semakin dewasa, menjadi seseorang yang insya Allah jauh lebih baik. Semoga
Kudus, 08 Mei 2017

#menulisuntukmengikatmakna
#menulisuntukbelajar
#anakkuinspirasiku
#odopfor99day1

Komentar

Postingan Populer