Belajar fokus saat bersama anak


Cucian piring dan teman2nya melambai lambai minta dimandikan
Fokus...fokus...fokus...
Ini saatnya membersamai anak bermain

Teman2 di WA dan FB di dunia online memanggil2 meminta pesan dan statusnya dibaca...
Fokus...fokus...fokus...
Ada dua bocah cantik di dunia nyata memanggil-manggil minta dibacakan buku

Tumpukan buku dipojok meja meraung2 minta perhatian...
Fokus...fokus...fokus...
Ini saatnya menyusui si kecil menil yang menggemaskan

Ide2 menulis menari2 di kepala...fokus...fokus...fokus...
ini saatnya menemani duo R makan

Saya sedang belajar fokus...dan itu yang selalu saya katakan pada diri saya sendiri, fokus...fokus...fokus....ini saatnya...

Buat saya, belajar fokus ini masih menjadi PR besar.  Perhatian saya mudah sekali terpecah. Bahkan untuk sholat yang harus khusyu' pun saya masih belum mampu. Sholat dengan sepenuhnya menghadapkan diri pada Allah, memaknai setiap bacaan dalam sholat yang notabene adalah doa, sampai saat ini saya masih belum mampu.

 Apalagi untuk hal remeh temeh urusan sehari2 saya. Saya masih sangat kesulitan menghadirkan jiwa dan raga saya sepenuhnya saat bersama anak2. Saya sering tergoda untuk melakukan beberapa hal sekaligus dalam satu waktu. Terutama ketika bersama anak2, saya merasa saya bisa menemani mereka bermain sekaligus membaca buku atau menulis atau bahkan stalking media sosial.

Ternyata setelah melakukan hal itu yang terjadi saya malah merasa bersalah karena tidak bisa 100% menghadirkan hati dan pikiran. Perasaan bersalah yang berulang membuat saya merasa gagal menjadi ibu. Akhirnya saya melakukan beberapa usaha untuk belajar fokus, diantaranya :

1. Menetapkan tujuan dan meluruskan niat
Menjadi ibu adalah anugrah. Menjadi full time mom adalah pilihanku, pilihan yang kuputuskan secara sadar dan sukerela. Tujuanku agar aku bisa mengasuh dan mendidik anak-anakku, amanah yang diberikan kepadaku. Mentaati ajaran agama bahwa seorang ibu sebaiknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun dan ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Mempraktekkan ilmu parenting yang pernah kudapat bahwa kelekatan ibu dan anak pada masa bayi dan kanak-kanak akan berpengaruh besar pada kehidupan mereka saat dewasa, menjadikan mereka pribadi yang positif. Tujuan-tujuan ini selalu aku ingat setiap kali aku mulai tidak fokus saat membersamai mereka. Bahwa saat aku menemani mereka main, makan, mandi, bercerita, bercengkrama di kasur, sesuatu yang kelihatannnya sangat sepele akan sangat berpengaruh besar pada pribadi mereka kelak. Tawa mereka, bahagia mereka, senangnya mereka akan menjadi kenangan manis yang tertanam dibenak, yang kelak akan menjadikan mereka pribadi yang bahagia yang juga akan menjadikan orang lain disekitarnya menjadi bahagia. Menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesamanya.

2. Selalu bersyukur
Bersyukur karena Allah telah memberikan saya kemewahan yang juga didambakan setiap ibu didunia, yaitu kuantitas waktu yang berlimpah bersama anak-anak, yaitu 24 jam dalam sehari. Sayang kan kalau rejeki waktu kebersamaan yang berlimpah itu saya sia-siakan dengan memberikan kualitas yang kurang baik, dengan tidak memanfaatkannya semaksimal mungkin.

3. Menyelesaikan to do list saya sebelum membersamai anak-anak.
Sebelum fokus membersamai anak-anak bermain to do list pagi saya harus sudah selesai atau kalau benar-benar tidak selesai, maka saya tunda penyelesaiannya karena waktu saya sudah habis.
Dengan menyelesaikan to do list sesuai waktunya, membantu saya bisa fokus saat harus menemani anak, karena tidak terganggu dengan kegiatan yang lain.

4. Meminimalisir gangguan.
Gangguan pemecah fokus saya yang utama adalah si putih manis yang menggoda, yaitu hape. Seringnya godaaan yang muncul adalah stalking medsos, kelihatannnya sangat sepele. Tapi bak candu, kalau sudah pegang hape dan stalking medsos jadi ketagihan dan lupa waktu. Efeknya saya gak bisa fokus saat menemani anak - anak, baru tersadar saat Raisa berkata "mama taruh hape nya to, lihat aku" (hiks...hiks..jadi kaya iklan layanan masyarakat yang kaya di tv).
Pegang hape juga bikin emosi naik turun, karena sedang asyik dan merasa terganggu akhirnya meledaklah si emosi (hiks...hiks...)
Menyadari lebih banyak ruginya daripada untungnya, akhirnya saya belajar berpuasa pegang si putih manis saat bersama anak-anak. Untuk tetap memenuhi up date berita kekinian (ha..ha..modus), saya alokasikan pegang hp yaitu saat anak-anak ada yang menemani misalnya ayah, titi, atau kung, itupun dengan durasi pendek. Durasi yang agak panjang biasanya saat anak-anak tidur siang dan tidur malam (inipun juga sering ketiduran, he..he...)

5. Hal terakhir yang saya lakukan adalah memotivasi diri saya sendiri.
Ketika fokus membersamai anak mulai teralihkan, saya akan mengatakan pada diri saya sendiri, "fokus...fokus...fokus..., saat ini tugasmu adalah membersamai anak-anak, lakukan yang terbaik".
Langkah-langkah di atas adalah usaha yang saya lakukan agar tetapi bisa fokus saat bersama buah hati tercinta.

Apakah saya sudah berhasil? Tentu saja belum 100 persen, tapi saya merasa jauh lebih baik saat ini. Semoga semakin hari akan semakin baik. Aamiin.
Kudus, 27 Mei 2017

#menulisuntukbelajar
#menulisuntukselftalk
#quantitydanqualitytimesamapentingnya
#ODOPfor99days4

Komentar

Postingan Populer